JAKARTA – Penggunaan LNG untuk program konversi kereta pembangkit rencananya akan mulai diimplementasikan pada tahun depan. Berdasarkan data PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Subholding Gas Pertamina rencana penggunaan LNG tersebut bisa dimulai pada awal tahun 2022.

M Haryo Yunianto, Direktur Utama PGN, menjelaskan kerja sama antara PGN dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah berlangsung setelah ditandantanganinya Head of Agreement (HoA) Kerja sama Penyediaan Solusi Energi Berbasis Gas Bumi dan Transportasi/Logistik Berbasis Kereta Api.

HoA kemudian dilanjutkan dengan membentuk tim bersama dari kedua belah pihak pada 16 September lalu. Proses selanjutnya adalah kick off meeting PGN-KAI untuk uji coba Diesel Dual Fuel (DDF) Kereta Pembangkit pada 20 September lalu.

Selanjutnya adalah kajian pengangkutan LNG ISO Tank via kereta api pada 1 oktober mendatang. Rencana komersialisasi LNG untuk konversi kereta pembangkit dengan target 30 unit kereta pembangkit pada kuartal I 2022.

Insya Allah pemanfaatan atau konversi kebutuhan pembangkit generator di gerbong kami akan mulai di 1 oktober dengan kereta api ada enam rangkaian dengan LNG. Kami sudah kick off baik itu DDF maupun LNG. Harapan kami bisa kami jalankan berbarengan dengan pelaksanaan pengangkutan ISO Tank,” kata Haryo, di Jakarta, Rabu (29/9).

KAI telah memetakan jalur angkutan kereta api, data kebutuhan sarana dan prasarana, metode bongkar muat, dan lainnya. Sedangkan PGN memetakan profil demand pelanggan, melakukan analisis dan merekomendasikan kebutuhan infrastruktur di sepanjang mata rantai penyaluran LNG, dan lainnya.

PGN memang akan jadikan LNG sebagai salah satu bisnis prioritas perusahaan ke depan. Selain digunakan untuk kereta pembangkit, LNG juga akan digunakan untuk ekspansi bisnisnya ke wilayah selatan Pulau Jawa melalui strategi penyediaan virtual pipeline.(RI)