JAKARTA – Konsorsium pengelola blok Masela yang terdiri dari Inpex Masela Ltd, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) serta Petronas tengah mengejar kesepakatan komersial penjualan gas dengan berbagai mitra strategis calon konsumen gas.

Dannif Danusaputro, Direktur Keuangan dan Investasi PHE, menyatakan tahun ini salah satu milestone yang dikejar dalam pengelolaan blok Masela adalah tercapainya kesepakatan untuk penjualan gas.

“Kita lagi coba mendapatkan kontrak LNG, itu penting untuk project financing supaya tahu jual LNG ke siapa untuk jangka panjang,” kata Dannif ditemui di Kantor pusat PHE akhir pekan lalu.

Proyek Abadi Masela terus mengalami hambatan, mulai dari perubahan skema pemgembangan, hengkangnya Shell sampai akhirnya Pertamina dan Petronas masuk menjadi mitra Inpex. Jika benar izin Inpex dicabut pemerintah tentu bisa dipastikan akan membuat proyek tersebut kembali molor dan bukan tidak mungkin terancam mangkrak.

Salah satu ganjalan terbesar yang dialami dalam kelanjutan pengembangan blok Masela adalah masih belum adanya kepastian siapa yanh akan membeli gas Masela. Blok Masela ditargetkan bisa memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd. Selain itu ada juga 35.000 barel minyak per hari yang bisa dihasilkan dari Masela.

Dannif menjelaskan tahun ini memang targetnya tidak akan sampai tercapai Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) tapi paling tidak ada kesepakatan Head of Agreement (HoA) untuk sama-sama mengkaji harga serta volume gas dengan calon konsumen. “Kita bisa ulang lagi (HoA), Pupuk PLN udah pasti. tahun ini ada beberapa HoA untuk yang offshore atau onshore,” ungkap Dannif.

Beberapa konsumen gas potensial yang bisa menyerap gas Masela yakti industri pupuk serta PLN untuk pembangkit listrik. Inpex sebenarnya sudah beberapa kali melakukan tanda tangan HoA dalam penjualan gas namun tidak ada tindak lanjutnya. “Pupuk dan PLN sudah pasti. tahun ini ada beberapa HoA untuk yang offshore (LNG) atau onshore (gas pipa),” ujar Dannif. (RI)