JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu (SKK Migas) menyatakan target satu juta barel minyak telah menjadi musuh bersama sehingga untuk merealisasikannya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Fungsi assurance yang mencakup internal audit, risk management dan compliance di SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) juga akan memegang peranan yang sangat krusial.

“Tidak hanya fokus pada management compliance untuk tidak hanya menjadi safety net, namun harus berperan aktif menjadi jembatan demi tercapainya tujuan organisasi dengan memberikan perbaikan proses good governance,” ujar Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas saat membuka Forum Auditor Migas Indonesia (FAMI) Group Discussion (FGD) 2020 yang digelar secara virtual, Senin (2/10).

Dwi menekankan bahwa langkah menuju produksi satu juta barel membutuhkan lompatan kerja, sehingga akan ada resiko dan kendala karena yang dilakukan adalah business not as usual. Fungsi assurance diharapkan dapat menemukan proses bisnis yang efisien dan tidak menjadi penghambat.

“Forum FAMI ini menjadi penting untuk merumuskan role model penerapan audit di hulu migas KKKS kedepannya,”  kata dia.

Hilmi Panigoro, Direktur Utama Medco Energi, mengatakan apa yang telah dirumuskan SKK Migas untuk mencapai target produksi satu juta barrel sudah tepat. Implementasinya yang akan menjadi tantangan, membutuhkan waktu dan dukungan dari berbagai pihak.

“Hal serupa telah dilakukan oleh Pemerintah Oman. Mereka di tahun 2008 pernah mengalami penurunan produksi hingga 700 ribu barrel dan di 2016 sudah bisa kembali diatas satu juta barrel,” ungkap Hilmi.

Hilmi mengatakan bahwa fungsi audit selalu memegang peranan penting dalam pencapaian strategi.

“Audit mencakup semua aspek perusahaan, bukan lagi sekadar untuk mencari-cari prosedur yang salah. Audit merupakan bagian dari keseluruhan operasi perusahaan untuk memastikan bahwa langkah-langkah kita mencapai strategi sesuai dengan standar governance,” tandas Hilmi.(RA)