​​​JAKARTA – ​Dadan Kusdiana resmi ditetapkan menjadi Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menggantikan FX Sutijastoto yang baru saja memasuki masa pensiun. Dadan sebelumnya mengisi posisi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian ESDM.

Selama berkarier di Kementerian ESDM, lulusan Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dadan telah melalui beragam pengalaman di beragam organisasi. Ia merintis karier di Direktorat Listrik dan Pemanfaatan Energi sejak tahun 1992.

Karir Dadan menanjak di subsektor EBTKE. Ia melanjutkan pendidikan pasca sarjana di bidang Ilmu Energi di Universitas Kyoto, Jepang. Program Doktor pun diselesaikan di universitas yang sama di Jurusan Ilmu Lingkungan dan Energi dengan topik Teknologi Proses Biofuel pada tahun 2004.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengatakan  banyak pekerjaan yang menunggu Dadan sebagai Dirjen EBTKE, terutama kaitannya dengan memenuhi target 23% EBT pada bauran energi pada 2025.

“Saya harap mampu  membantu mewujudkan program strategis di bidang EBT meningkatkan porsi ​EBT,  percepatan bauran ​EBT sesuai target 23​% di 2025. saat ini realisasinya  masih di bawah 10​%,” kata Arifin usai melantik Dirjen EBTKE di Kementerian ESDM, Jumat (6/11).

Arifin pun meminta agar Dadan bisa menyiapkan rencana kongkrit pengembangan EBT hingga 2024 agar target pada 2025 bisa tercapai. Salah satu porsi yang bisa masif ditingkatkan adalah panas bumi, air serta bioenergi. TIdak hanya itu sampah kota, angin dan surya juga jangan sampai tidak diperhatikan.
Selain itu, Dadan juga diminta tidak kehilangan fokus dalam berbagai program penghematan dan konservasi energi.
​Listrik ​EBT baru capai 10,4 G​igawatt (GW)​, mempercepat penyusunan RPP harga listrik ​EBT d​engan harga y​an​g kompetitif agar dapat jadi daya tari​k investor d​a​l​a​m ​mem​bangun ​pemabangkit EBT dan terus ​m​enggerakkan program penghematan energi dan upaya konservasi energi​,” ujar dia.
 
​Fabby Tumiwa, Institute for Essetial Services Reform (IESR), mengungkapkan lima tahun mendatang adalah masa kritikal untuk mencapai target RUEN, 23% bauran energi terbarukan. Dirjen EBTKE harus lebih kreatif dan inovatif menciptakan program dan identifikasi kebijakan dan kesenjangan regulasi y​an​g bisa mempercepat pemanfaatan energi terbarukan dalam skala besar.
​Dia berharap Dirjen EBTKE yang baru dapat lebih agresif mendorong percepatan pencapaian target 23% energi terbarukan dan target konservasi energi. salah satunya dengan melanjutkan beberapa inisiatif yang sudah dimulai oleh Kementerian ESDM di era Dirjen sebelumnya.
“Misalnya sinergi BUMN untuk PLTS, inisiatif PLTS Atap Surya Nusantara (Solar Archipelago), serta mendukung efisiensi energi melalui penerbitan regulasi SKEM dan revisi PP Nomor 70/2009 tentang Konservasi Energi, serta mendukung RUU EBT serta mendorong keberlanjutan bahan baku BBN dari minyak sawit,” kata Fabby.​(RI)