JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyatakan Inpex sebagai operator blok Masela mendorong agar PT Pertamina (Persero) mengambil alih seluruh hak partisipasi atau Participatin Interest (PI) milik Shell.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengungkapkan saat ini Pertamina masih menyelesaikan studinya terhadap proyek ini dan diharapkan November nanti Pertamina akan tawarkan non-binding offer jadi tawaran.

“Mulai penjajakan kan kalau sudah hitungannya sudah selesai di studi maka tentu saja pertamina akan bicara dengan Shell untuk saling “melempar kartu” kira-kira jatuhnya (harga) dimana,” kata Dwi dalam konferensi pers di SKK Migas, Senin (17/10).

Pertamina kata Dwi juga masih mempertimbangkan berapa persen PI yang akan diambil alih dari Shell. Sebelumnya pemerintah sendiri memang tidak memaksakan Pertamina untuk ambil alih seluruh PI yang akan dilepas oleh Shell yakni 35%.

“Saat ini memang Pertamina jg mulai berhitung berapa persen yg akan diambil tetapi Inpex berharap bahwa seluruh (PI), Pertamina mampu untuk mengambil peran shell tersebut di Masela,” ujar Dwi.

Investasi di Blok Masela butuh dana besar. Pada POD awal, nilai investasinya diestimasikan mencapai US$19,8 miliar dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd. Selain itu, Blok Masela diproyeksi menghasilkan kondensat 35 ribu barel per hari. Terbaru, investasinya diperkirakan bakal membengkak antara US$1,3-US$1,4 miliar untuk membiayai penerapan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Sebelumnya Dwi sempat menuturkan Shell sudah memiliki basis nilai yang minimal yang wajid disiapkan oleh Pertamina. Nilai tersebut merupakan total dana yang telah digelontorkan perusahaan selama menjadi mitra Inpex di Masela. SKK Migas telah mendorong Shell agar harga yang ditawarkan tidak terlalu tinggi sehingga bisa segera tercapai kesepakatan dengan Pertamina. Sehingga proyek Masela bisa berlanjut di tahun depan.

“SKK Migas memonitor dan memberikan arahan agar Shell menjual dengan harga tidak berlebihan. Biar (proyeknya) jalan. Kami surati mereka agar mendukung divestasi berapa. Sekitar US$1,4 miliar sudah dikeluarkan Shell,” kata Dwi. (RI)