JAKARTA- PT Pertamina International Shipping (PIS), subholding integrated marine logistics PT Pertamina (Persero), terus aktif menjajaki pasar luar negeri untuk mengembangkan bisnis dan mewujudkan visi menjadi Asian Leading Integrated Marine Logistics Company. Untuk mewujudkan aspirasi tersebut, PIS berencana mengimplementasikan strategi pengembangan usaha anorganik secara selektif dan hati-hati (prudent).

Arief Sukmara, Corporate Secretary PIS, mengatakan beberapa tujuan dari pengembangan usaha secara anorganik ini antara lain adalah untuk mengakselerasi pengembangan bisnis baru, ekspansi pasar, dan peningkatan kapabilitas PIS. PIS terbuka untuk bekerja sama dengan beberapa perusahaan — baik di domestik, regional, maupun internasional— yang memiliki lini bisnis, pasar, atau kapabilitas yang berpotensi untuk disinergikan dengan bisnis PIS.

“Kami memiliki target menjadi Asian leading integrated marine logistics company dan memperoleh revenue sekitar US$4 miliar ( atau lebih dari Rp56 triliun) pada 2030,” ujar Arief dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Minggu (16/1/2022).

Menurut Arief, sebagai Asian leading marine logistics company , bisnis PIS tak hanya fokus ke sektor perkapalan yang menyediakan layanan angkutan saja, tetapi juga jasa terminal dan penyimpanan berstandar internasional. Cakupan muatan angkutan pun tak terbatas sektor bahan bakar energi seperti BBM dan minyak mentah, tapi juga untuk gas, petrokimia, dan kargo bulk/kontainer.

PIS menjajaki potensi kerja sama dengan mitra-mitra dan pemain global terpercaya. Di kawasan regional Asia, PIS menjajaki potensi kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang berada di Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, China dan negara lainnya. Potensi yang dijajaki termasuk untuk kerja sama dalam hal terminal bahan bakar, terutama untuk kawasan yang menjadi hub market Asia Pasifik. “Saat ini PIS Group melalui anak perusahaannya mengelola Integrated Fuel Terminal, di antaranya di Tanjung Uban dan Pulau Sambu yang langsung berhadapan dengan Singapura,” ujarnya.

Tak hanya itu, PIS juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan yang berada di kawasan Timur Tengah, termasuk dengan Arab Saudi, UAE, Turki. Penjajakan dengan para pemangku kepentingan untuk mencari mitra tersebut juga sudah dilakukan.

Arief yakin dengan menggandeng mitra skala global, ke depannya PIS bisa menyiapkan terminal berstandar internasional dan mendatangkan pasar yang selama ini dilayani di Singapura dan Malaysia. Efek bergandanya, jasa kepelabuhanan yang dikelola anak perusahaan PIS lainnya dapat bertumbuh kembang seperti shipping agency, kegiatan pandu-tunda, pengelolaan galangan, kegiatan pengerukan dan lainnya.

Menurut dia, penjajakan untuk mencari mitra kerja sama strategis ini merupakan wujud semangat Go Global dan Go Produktif & Efisien PIS.

“Sebagai Subholding Integrated Marine Logistics, PIS juga berkarya tanpa henti dalam menorehkan sejarah baru di taraf internasional dan mendukung Pertamina Go Global,” ujarnya.

PIS telah melakukan beberapa upaya percepatan untuk mengembangkan portofolio bisnisnya di kancah global. Saat ini kapal PIS memiliki 11 rute pelayaran internasonal yakni Afrika, Arab Saudi, UEA, Australia, Singapura, Malaysia, China, US, India, Aljazair dan Bangladesh yang berkontribusi sebagai revenue perusahaan melalui aktivitas charter out. (DR)