JAKARTA – Hingga kini pemerintah belum mengubah target produksi minyak dan gas bumi hingga tahun 2030 yakni sebesar 1 juta barel per hari (BPH) minyak dan gas sebesra 12 ribu juta kaki kubik per hari (MMscfd). Untuk mencapai target itu berbagai pekerjaan pengembangan maupun pencarian cadangan migas dipastikan harus dilakukan. Banyaknya pekerjaan di sektor hulu migas ini memberikan peluang besar bagi para pemain lokal untuk turut serta. Salah satu yang akan ambil kesempatan tersebut adalah PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), bagian dari Pertamina International Shipping.

Ario Fajariawan, Manager Relation PTK, menjelaskan ada tiga lini bisnis PTK yang siap mendukung targetan pemerintah sekaligus perusahaan. Pertama adalah jasa angkutan kapal (Shipping), Jasa Kelautan (Marine Services) serta logistik. Salah satau bisnis utama yang terus fokus dikembangkan adalah shipping. Spesifik untuk bisnis hulu ada lini bisnis penyewaan kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS). Kapal AHTS adalah kapal khusus yang digunakan untuk mengangkut rig pemboran serta untuk mendirikan rig di tengah laut dan memposisikan rig dengan tepat di reservoir sebelum pemboran dilakukan.

“Itu kapal canggih punya dynamic positioning. Kita punya enam kapal itu. Yang senantiasa sudah dipakai entitas hulu baik Pertamina ataupun KKKS lain. Tapi untuk sekarang-sekarang ini main costumer kami Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan PHE (anak perusahaan PHE lainnya),” kata Ario ditemui disela pelaksanaan Forum Kapasitas Nasional 2022 di Jakarta, Kamis (28/7).

Kapal-kapal AHTS untuk tahun-tahun mendatang akan banyak diperebutkan oleh para KKKS apalagi dengan target pengerjaan pemboran yang jauh lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu perusahaan kata Ario akan menyiapkan investasi khusus untuk memperkuat armada AHTS. Selain itu, PTK juga akan memanfaatkan pengalamannya di dunia maritim. Jika sambil mempersiapkan penyediaan kapal sendiri, PTK bisa juga menawarkan jasa sewa AHTS dengan melibatkan pihak ketiga. Hal itu jadi salah satu strategi untuk memanfaatkan momentum upaya mengejar targeti produksi migas.

“Yang pasti dari segi shipping bisnis selain berinvtasi tambah armada utamanya kami juga gunakan kekuatan jaringan kuat penyediaan kapal-kapal AHTS. Jadi kami memastikan kebutuhan market kelihatannya meningkat. Kan sesuai juga challenge pemerintah ini produksi ditingkatkan kedepannya berarti kebutuhan kapal-kapal supply meningkat,” jelas Aryo.

Untuk tahun ini pemboran sumur-sumur pengembangan di seluruh tanah air mencapai 790.  kemudian 10 tambahan sumur pengembangan dan potensi 100 sumur pengembangan dari survei Full Tensor Gravity Gradiometry (FTG). Berdasarkan data SKK Migas jumlah sumur yang dibor hingga Juni 2022 sudah mencapai 348 sumur.

Selain bakal fokus perbanyak armada kapal, PTK kata Ario juga akan meningkatkan kualitas shorebase Tanjung Batu. “(Logistik shore base investasi perbanyak alat-alat untuk kgiatan bongkar muat penyimpanan alat-alat support KKKS untuk pemboran di sana,” ujar dia.

PTK saat ini juga memiliki armada oil spill response berteknologi canggih. Tidak hanya itu, bahan bakar kapal khusus untuk menangani adanya tumpahan minyak di perairan ini ternyata sudah Hybrid atau dua jenis yakni BBM dan gas. “ Jadi kalau ada tumpahan minyak nggak perlu sewa sampai ke luar negeri. Kami sudah ada sekarang dan ini hybrid bahan bakarnya,” ungkap Ario.

PTK menurutnya akan semakin sibuk dengan berbagai jasa kelautan lainnya. Untuk itu kesiapan armada dan berbagai peralatan akan terus diperbaharui maupun ditambah jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. “Kita ada puluhan harbour tug 30an itu kapal-kapal itu yang membantu penyandaran kapal-kapal tanker di dermaga jetty untuk bongkar muat. Kami ada angkut minyak tapi kapal-kapal kecil. Jenis tongkang. Kami sewakan ke PIS atau perusahaan lain yang butuh. Untuk daerah frontier,” ujar Ario.

Keberadaan PTK ini jelas membuktikan perusahaan lokal mampu memberikan kontribusi juga terhadap industri hulu migas, tentu dengan kontribusi yang tidak sedikit karena tidak banyak yang mau bermain di bisnis perkapalan sektor hulu migas. Bahkan PTK berniat melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri.

PTK membidik peluang bisnis perkapalan di luar wilayah Indonesia. Manajemen mematok target bisa berkiprah di tiga negara di kawasan Asia dalam waktu dekat.

Nepos MT Pakpahan, Direktur Utama PTK, pernah menyatakan PTK di bawah naungan subholding integrated marine logistic diharapkan dapat menjadi entitas bisnis yang sangat kuat dan merupakan total solution dalam pelayanan.

Sehingga menurut Nepos, PTK harus bisa menjadi market leader di Indonesia dan dalam waktu sebelum 2026 PTK ditargetkan sudah harus masuk ke global range, artinya tidak hanya di Indonesia.

“Apakah itu kami bisa masuk di Singapura, Malaysia atau India. Ini sangat mungkin karena kami sudah merintis ship candler maupun agency,” kata Nepos. (RI)