JAKARTA – Penguatan harga minyak dunia kembali berlanjut dan berupaya mencapai level tertinggi baru di level US$65-US$70 per barel. Ini menyusul kenaikan harga minyak, naik jenis Brent North Sea maupun West Texas Intermediate (WTI) ke tingkat tertinggi dalam tiga pekan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Brent dan WTI mencatat persentase kenaikan harian terbesar sejak 9 Maret.

Patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik US$1,37 atau 2,07% menjadi US$67,42 per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian pula patokan AS, minyak mentah berangkat WTI untuk pengiriman April naik US$1,34 atau 2,2% menjadi US$63,40 per barel di New York Mercantile Exchange.

Ketegangan di Timur Tengah dan kemungkinan penurunan produksi lebih lanjut di Venezuela membantu mengimbangi dampak peningkatan produksi minyak mentah AS.

Risiko geopolitik adalah “top of mind” pada Selasa (20/3). Arab Saudi pada Senin (19/3) menjelang pertemuan antara Putra Mahkota Mohammad bin Salman dan Presiden AS Donald Trump, menyebut kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan-kekuatan dunia sebuah “kesepakatan yang cacat”.

Trump telah mengancam untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan antara Teheran dan enam kekuatan dunia, meningkatkan prospek sanksi baru yang dapat merugikan industri minyak Iran.

“Ada harapan bahwa Trump dan Pangeran Mohammad akan mengambil garis keras mengenai Iran, dan itu membawa kenaikan harga,” kata Phil Flynn, seorang analis energi senior di Price Futures Group di Chicago.

Kekhawatiran tentang penurunan produksi di Venezuela, yang produksinya berkurang setengahnya sejak 2005 menjadi di bawah dua juta barel per hari (bph) akibat krisis ekonomi negara itu, juga mendukung pasar minyak.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pekan lalu bahwa Venezuela “rentan terhadap percepatan penurunan” dan negara Amerika Latin itu dapat memicu penarikan kembali pada persediaan-persediaan minyak.

Namun, peningkatan produksi di Amerika Serikat, Kanada dan Brazil telah membatasi kenaikan harga minyak. Produksi minyak mentah AS telah meningkat lebih dari seperlima sejak pertengahan 2016, menjadi 10,38 juta barel per hari.

Peningkatan produksi tersebut mengancam melemahkan pemotongan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam upaya untuk mengurangi kelebihan pasokan global.(AT/ANT)