JAKARTA – Gunung Sardjono Hadi yang telah memimpin PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sejak 2015 akhirnya menanggalkan jabatan sebagai orang nomor satu di salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu tersebut. Kepastian pergantian pucuk pimpinan di PHE tersebut diungkapkan Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina.

“Betul (Pak Gunung sudah tidak menjabat Dirut PHE),” ujar Syamsu saat  dikonfirmasi Dunia Energi, Jumat (22/6).

Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PHE awal Februari 2018, Gunung menjadi satu-satunya direksi yang dipertahankan di manajemen PHE. Gunung memimpin empat direksi baru yang ditunjuk RUPS, yakni Abdul Muthalib sebagai direktur eksplorasi; Afif Saifudin sebagai direktur pengembangan; Ekariza sebagai direktur operasi dan produksi serta Huddie Dewanto sebagai direktur keuangan dan layanan bisnis.

Gunung Sardjono Hadi, Mantan Direktur Utama PHE. (Foto: Dunia-Energi)

Ifki Sukarya, Pelaksana Tugas Vice President Relation PHE, mengungkapkan masa jabatan Gunung sebenarnya telah berakhir sejak 1 Juni 2018.

“Betul (tidak lagi jadi Dirut) terhitung mulai tanggal 1 Juni 2018,” kata Ifki.

Menurut Ifki, saat ini posisi direktur utama untuk sementara waktu diisi oleh Huddie Dewanto. Meskipun tidak secara gamblang menjelaskan posisi selanjutnya, namun Ifki menyatakan Gunung mendapatkan amanat tugas baru dari perusahaan. “Pak Gunung ke Kantor Pusat (Pertamina),” tukasnya.

Pada akhir masa jabatannya di PHE, Gunung sukses mendongkrak kinerja PHE, terutama dari sisi finansial, melalui berbagai program efisiensi serta inovasi di internal perusahaan.

Sepanjang 2017, PHE membukukan pendapatan US$1,99 miliar, naik 130% dibanding realisasi 2016 sebesar US$1,53 miliar. Laba bersih tercatat US$251 juta atau 131% lebih tinggi dari laba tahun 2016 sebesar US$191 juta.

Dari sisi operasional, PHE memproduksi minyak sebesar 69,3 ribu barrel oil per day (BOPD) sepanjang tahun lalu, lebih tinggi dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017 yang hanya 64,5 ribu BOPD. Untuk realisasi produksi siap jual (lifting) mencapai 69,1 ribu BOPD dari target 62,5 ribu BOPD.

Untuk produksi dan lifting gas, meski dibanding 2016 masih lebih baik, namun tidak mencapai target yang ditetapkan RKAP 2017 sebesar 768,5 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 591,3 MMSCFD. Pada 2017, realisasi produksi gas sebesar 723,5 MMSCFD dan lifting 561 MMSCFD.(RI)