JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia melalui proyek ACCESS (Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality) menggelar lelang Engineering, Procurement dan Construction (EPC) untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off-grid dengan total kapasitas terpasang 1,2 MW di 23 lokasi tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah.

Program ini diharapkan dapat melistriki 23 desa yang belum mendapatkan akses listrik ataupun yang masih berlistrik swadaya dengan kualitas kurang memadai. Keberhasilan program ini akan membantu Pemerintah mencapai target rasio elektrifikasi nasional, khususnya di pedesaan dan meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dokumen penawaran diharapkan telah diterima paling lambat 8 Juli 2021.

Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, mengungkapkan bahwa proyek pembangunan PLTS ini merupakan hasil kerjasama dengan beberapa pihak. Untuk itu tidak akan menggunakan dana pemerintah. “Ini dana hibah kerja sama dengan KOICA Korea Selatan dan UNDP, jadi bukan dana APBN,” kata Dadan di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Dadan,  23 lokasi dipilih berdasarkan masukan atau pengajuan yang diterima Kementerian ESDM dari pemerintah daerah. “23 lokasi dipilih berdasarkan proposal dari Pemda yang diterima oleh DJEBTKE yang pada awalnya diarahkan utk program DAK (Dana Alokasi Khusus),” ungkap Dadan.

Pembangunan PLTS tidak memakan waktu lama. Jika tidak ada halangan PLTS off-grid ini bisa beroperasi dan melistriki desa-desa yang masih belum mendapatkan aliran listrik pada tahun depan. “Kita berharap tahun depan sudah beroperasi,” kata Dadan.(RI)