JAKARTA – Jajak pendapat “Prioritas Kebijakan Energi Indonesia dan Kandidat Menteri ESDM” yang dilakukan Institute foe Essential Services Reform (IESR) pada 18 April – 25 April 2019 lalu berhasil menjaring pandangan publik terhadap prioritas-prioritas di sektor energi. Hampir 70% responden menginginkan tercapainya bauran energi terbarukan 23% pada 2025 dalam prioritas kebijakan energi Indonesia.

“Sebanyak 67,8% responden menempatkan pencapaian bauran energi terbarukan 23% pada 2025 sebagai prioritas utama,” kata Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, Jumat (10/5).

Fabby mengatakan, responden dari jajak pendapat memiliki pengetahuan yang memadai dalam isu – isu sektor energi. Sebanyak 31,6% responden merupakan profesional yang bekerja di sektor energi dan 13,2% merupakan pelaku usaha di bidang energi. Secara demografis, mayoritas responden berasal dari kalangan usia dewasa, yaitu 30 – 40 tahun dan di atas 50 tahun.

Responden meyakini bahwa pemerintahan selanjutnya selayaknya menjadikan energi terbarukan sebagai prioritas utama dalam arah kebijakan sektor energi Indonesia

Responden juga sadar bahwa untuk mencapai bauran energi terbarukan 23% pada 2025, diperlukan adanya usaha pemerintah yang signifikan  dalam memperbaiki iklim investasi di sektor minyak, gas dan ketenagalistrikan (44,7% suara responden) dan tata kelola pertambangan minerba (Clean and Clear, penegakan hukum, reklamasi pascatambang, dsb) yang dianggap kurang dalam kebijakan saat ini (39,5% suara responden).

Upaya lain yang perlu dilakukan pemerintah adalah pengendalian dan pengurangan emisi gas rumah kaca dari pembangkit listrik tenaga fosil, dan tetap memenuhi akses kelistrikan hingga 100% di seluruh Indonesia juga diharapkan responden sebagai prioritas.

Untuk mendukung prioritas di atas, 27% responden juga menganggap bahwa restrukturisasi PT PLN (Persero) sebagai BUMN yang berperan penting dalam membantu pemerintah dalam memenuhi kebijakan tersebut juga penting untuk dikedepankan.

Fabby menambahkan, responden sepakat bahwa arah kebijakan sektor energi Indonesia harus memperhatikan energi terbarukan sebagai prioritas.

“Menyarankan pemerintah selanjutnya untuk dengan seksama menempatkan sosok strategis di sektor energi yang dapat memperbaiki arah kebijakan di kementerian ESDM,” tandas Fabby.(RA)