JAKARTA – PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) siap gelontorkan investasi sebesar US$ 1,5 miliar – US$ 1,6 miliar untuk pengembangan dan investasi bisnis perusahaan hingga tahun 2030.

Erry Widiastono, CEO Pertamina Internasional Shipping, mengatakan investasi tersebut sejalan dengan kondisi kebutuhan energi nasional serta global, dengan menekankan faktor lingkungan dan transisi energi. Nantinya dana investasi akan dipenuhi dari internal equity maupun mencari sumber pendanaan lain atau new capital injection.

“PIS akan mengantisipasi perkembangan ke depan untuk arah bisnis perkapalan, pada kapal-kapal yang lebih green. Misalnya kapal-kapal untuk pengangkutan gas seperti LPG, LNG, dan lainnya. Nantinya kami akan lihat juga perkembangan lebih lanjut di sektor renewable energy,” ujar Erry acara webinar Linking Investment and Business Prospect of Integrated Marine Logistics in Indonesia: An Outlook 2022, Selasa (28/12).

Sebagai Subholding Integrated Marine Logistics dari PT Pertamina (Persero), PIS kata Erry memiliki peluang menjadi jembatan transisi energi. Dia menilai kehadiran energi baru dan terbarukan atau renewable energy merupakan keniscayaan, namun kebutuhan akan energi yang berbasis hidrokarbon masih terus ada selama masa transisi ini.

Kebutuhan energi yang masih besar ini tercermin dari kondisi ekonomi, baik nasional maupun global yang sedang masa pemulihan dan berpotensi untuk tumbuh. “Kami harapkan paska pandemi ini akan bergerak tumbuh, dan ketika tumbuh analisis kami ada juga pertumbuhan konsumsi energi dan berujung ke kebutuhan energi nasional maupun regional,” jelas Erry.

Tidak hanya melayani jasa pengangkutan untuk komoditas energi seperti crude oil, BBM, dan gas. Erry juga mengatakan bahwa PIS juga memiliki bisnis perkapalan untuk komoditas non energi. Ia optimistis, seiring dengan pulihnya ekonomi dunia maka permintaan dan perputaran logistik secara global juga akan ada kenaikan.

Sementara itu, manajemen juga telah menyusun roadmap green integrated marine logistics company. “Ke depan, bisnis juga lebih mengarah ke green cargo seperti cargo gas. Di sisi bunkering atau fuel juga mengarah kepada fuel yang lebih green seperti LNG dan LPG. Terminal juga mengarah ke green energy, storage juga. Jadi kami memang mengarah ke green energy,” ungkap dia.

Indra Darmawan, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasii/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menjelaskan potensi bisnis dan investasi maritim serta logistik di Indonesia masih sangat besar.

“Ada optimisme yang bisa memandu kita menjalani tahun depan lebih baik,” jelasnya.

Optimisme ini tercermin dari target investasi nasional yang dinaikkan dari Rp 900 triliun di 2021 menjadi Rp 1200 triliun di tahun 2022.

Meskipun terdapat proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi global dari level 5% ke 4% di tahun depan, menurutnya secara nasional justru ada kenaikan pertumbuhan ekonomi dari 4% ke 5%.

“Indonesia akan dapat berkah dari tingginya harga komoditas di pasar energi dunia dan ini akan berimbas ke industri shipping,” jelas Indra.