JAKARTA – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ketapang berkapasitas 2×10 Mega Watt (MW) dan PLTU Sanggau 2×7 MW resmi beroperasi menggunakan bahan bakar cofiring biomassa berbasis cangkang sawit secara komersial pada Selasa (29/12). Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi komersialisasi Cofiring kedua PLTU tersebut. PT PLN (Persero) juga diminta meningkatkan komitmennya untuk mengejar rasio bauran energi EBT.

“Kami sangat mengapresiasi upaya PLN dan group dalam Golive Komersial Cofiring PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau. Apresiasi kami kepada PLN dan group untuk terus mendukung upaya transisi energi yang berbasis energi terbarukan berkelanjutan, dimana salah satu program green booster-nya PLN ada cofiring pada PLTU eksisting dengan menggunakan baik itu biomassa ataupun sampah,” kata Dadan, Kamis (31/12).

Dadan berharap setelah PJB berhasil Go Live Komersial di PLTU Paiton, PLTU Pacitan, PLTU Jerajang, PLTU Suralaya 1-4, PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau berhasil, akan segera disusul dengan Go live komersial dari di PLTU-PLTU yang lainnya.

PLTU Ketapang 2X10 MW dan PLTU Sanggau 2X7 MW merupakan dua PLTU pertama yang dikelola oleh unit induk PLN yang melakukan implementasi cofiring secara komersial.

“Ini sesuatu yang sangat smart dari sisi bagaimana kita secara pas memahami kondisi PLN dari sisi supply dan demand. Serta bagaimana pemerintah dan PLNĀ  berjuang untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan secara masif. Substitusi yang kita lihat sekarang tidak perlu mengganti teknologi dan PLTU. Cofiring bisa menjadi salah satu terobosan,” ungkap Dadan.

Selain mendukung kontribusi capaian EBT, Dadan optimistis implementasi program cofiring biomassa khususnya yang berbasis sampah dan limbah memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi kerakyatan yang produktif (circullar economy).

“Menurut saya ini sesuatu yang paling pas disaat PLN over supply dari sisi listrik, di saat kita memerlukan upaya lapangan kerja, di saat aspek lingkungan menjadi sangat kuat terkait dengan penurunan emisi GRK, dan ini salah satu jawabannya, ya cofiring. Semuanya bisa berkontribusi dan berjalan,” ungkap Dadan..

Dadan mengharapkan PLN juga punya semangat dan komitmen yang kuat untuk bisa menyediakan energi untuk negeri dengan energi yang lebih ramah lingkungan. Para operator PLTU lain di Indonesia juga diminta bisa berkaca dari implementasi cofiring biomassa di PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau.

“Semoga implementasi cofiring di PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau berkelanjutan dan dapat menjadi pembelajaran bagi pelaksanaan cofiring di PLTU lain di Indonesia. Besar harapan kami pelaksanan Go Live Komersial ini akan disusul oleh implementasi komersial di PLTU lainnya sesuai dengan peta jalan pengembangan cofiring yang kita susun bersama,” kata Dadan.(RI)