JAKARTA – BP Indonesia, pengelola komplek kilang LNG Tangguh,, menyatakan operasional kilang LNG Tangguh Train 2 sudah berjalan normal. Selama beberapa hari BP mengakui telah terjadi shutdown train 2. Nader Zaki, BP Regional President Asia Pacific, mengungkapkan tim BP telah sukses melakukan kembali mengoperasikan train 2 yang mati sejak 10 Mei 2021.

“Kami dapat informasikan bahwa train 2 Tangguh LNG telah kembali berproduksi pada Sabtu, 22 Mei 2021 setelah mengalami shutdown pada 10 Mei lalu,” kata Nader dalam pernyataan resminya kepada Dunia Energi, Senin (24/5).

Nader juga menegaskan dengan kembali beroperasinya train 2 ini maka seluruh kilang LNG Tangguh kini telah berproduksi kembali secara normal. “Kedua train 1 dan 2 saat ini memproduksi LNG secara normal,” kata Nader.

Pada kuartal I 2021, realisasi produksi LNG Tangguh mencapai 30 kargo. Pada tahun ini pemerintah menargetkan Tangguh bisa memproduksi 200,74 kargo LNG.

Kilang LNG Tangguh merupakan salah satu fasilitas LNG terbesar di Indonesia yang produksi LNG nya sebagian besar untuk ekspor. BP saat ini tengah membangun Tangguh Train 3 yang produksi LNG nya nanti sebagian besar untuk kebutuhan dalam negeri. BP telah menjalin kontrak dengan PLN untuk pemenuhan kebutuhan LNG untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa I.

Tangguh train-3 adalah proyek strategis nasional yang saat sudah onstream akan memberikan tambahan produksi migas nasional yang signifikan. Proyek ini akan menghasilkan minyak sebesar 3.000 bael per hari dan gas sebesar 700 juta kaki kubik pe hari (MMscfd).

Proyek Tangguh juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Namun demikian Tangguh Train 3 dikhawatirkan kembali akan molor. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) sebelumya telah merevisi target penyelesaian menjadi tahun 2022 dari sebelumnya tahun 2021.

Akibat pandemi biaya pengerjaan proyek Tangguh Train-3 juga mengalami pembengkakan. Dalam data SKK Migas estimasi awal pembangunan train 3 oleh BP Berau Ltd akan memakan biaya investasi US$8,9 miliar. Tapi setelah dilakukan evaluasi ternyata ada pembangkakan sekitar US$750 juta.(RI)