JAKARTA – Transisi menuju sistem energi dan ekonomi rendah bahkan nir-karbon dinyatakan sudah menjadi keniscayaan untuk menanggulangi dampak krisis iklim. Indonesia dengan potensi energi terbarukan yang melimpah diyakini dapat menjadi hotspot untuk inovasi dan pertumbuhan industri energi terbarukan.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki potensi energi bersih terbarukan yang mencapai 400.000 Mega Watt (MW) di tahun 2021.

“Jika diasumsikan daya terpasang satu rumah sebesar 450 volt ampere (VA), maka kapasitas EBT yang dimiliki negara ini mampu mengaliri listrik kurang lebih 800 juta rumah penduduk,” kata Marlistya Citraningrum, Program Manager Sustainable Energy Access IESR, dalam acara [RE]Spark 2022: Accelerating Transition, Igniting Innovation, Rabu(19/1).

Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, menyanlmpaikan bahwa saat ini Indonesia telah bergabung dengan negara-negara lain untuk mengurangi emisi karbon, dan salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan energi terbarukan.
“Indonesia memiliki potensi yang besar dalam sektor energi terbarukan, dan kami di Kementerian ESDM terus berupaya untuk mengembangkannya. Karena dengan megembangkan energi terbarukan, tercipta pula lapangan kerja yang akan menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia,” ujarnya.

Arka Wiriadidjaja, Market Development Director General Electric Indonesia serta sebagai juri dalam Festival Energi Bersih [RE]Spark, menekankan bahwa diperlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia.
“Diadakannya festival [RE]Spark oleh New Energy Nexus Indonesia merupakan awal yang baik untuk memulai diskusi dan meningkatkan kesadaran generasi muda dan entrepreneur masa depan akan pentingnya beralih ke energi bersih terbarukan, demi keberlangsungan kita bersama,” ujar Arka.

Dalam kesempatan yang sama Dyah Roro Esti Widya Putri, Anggota Komisi VII DPR RI yang juga akan menjadi juri dalam Festival Energi Bersih [RE]Spark, mengungkapkan pentingnya kontribusi kaum muda Indonesia untuk keberlangsungan energi di masa depan.
Ia mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami climate crisis, dan kurang lebih 30% dari total emisi karbon datang dari sektor energi.
“Maka dibutuhkan berbagai macam inovasi agar kedepannya kita bisa bertransformasi di sektor energi. Saya ingin mengapresiasi [RE]Spark yang telah menyediakan wadah bagi inovator dan kaum muda bagaimana kedepannya kita bisa merealisasikan 100% ekonomi berbasis energi bersih,” kata Dyah.

New Energy Nexus menggelar [RE]Spark 2022 untuk mendukung tumbuh kembangnya ekosistem yang kondusif untuk pengembangan ide bisnis dan inovasi di bidang energi bersih di Indonesia. Sebagai bagian dari acara ini New Energy Nexus Indonesia akan mengadakan hackathon di lima kota di Indonesia dan grand final yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada tanggal 31 Mei – 2 Juni 2022.
New Energy Nexus Indonesia, melalui program inkubasi, akselerasi, dan pendanaannya, ingin memberikan kesempatan bagi innovator, startup dan entrepreneur di bidang energi bersih di Indonesia untuk dapat mengembangkan ide bisnis, dan inovasinya. Selain itu New Energy Nexus Indonesia juga ingin turut berpartisipasi dalam membangun ekosistem yang kondusif bagi innovator, startup dan entrepreneur untuk menggali dan mengembangkan ide, inovasi, dan solusi berbasis energi bersih demi terciptanya ekonomi berbasis energi bersih untuk Indonesia.
Melalui [RE]Spark 2022, New Energy Nexus Indonesia mengundang semua pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam mempercepat transisi ke energi bersih di Indonesia. New Energy Nexus merupakan organisasi internasional yang mendukung startup di bidang energi bersih melalui, akselerator, pendanaan dan jaringan bisnis. Selain di Indonesia, New Energy Nexus juga memiliki program di Cina, India, Asia Tenggara, dan Afrika Timur.

“[RE]Spark 2022, New Energy Nexus Indonesia juga ikut mendukung program pemerintah dalam menyambut pertemuan G20 tahun 2022,” ujar Diyanto Imam, Direktur Program New Energy Nexus Indonesia.(RA)