PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) adalah salah satu anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding upstream PT Pertamina (Persero). Kontribusi PHI terhadap sektor hulu Pertamina cukup signifikan, terutama produksi dan lifting gas. PT Pertamina Hulu Mahakam, salah satu anak usaha PHI, pemberi kontribusi gas konsolidasi bagi Pertamina.

Di bawah kepemimpinan Chalid Said Salim, yang ditunjuk menjadi Direktur Utama PHI sejak 13 Juni 2020, berbagai upaya menaikkan produksi Grup PHI dilakukan di tengah kondisi Covid-19 dan pelemahan harga minyak sejak awal 2020. Lebih dari 25 tahun kelahiran Palembang, Sumatera Selatan 55 tahun silam ini bekerja di Pertamina. Beragam jabatan pernah diembannya. Sebelum ditabalkan sebagai Dirut PHI, Chalid adalah Direktur Operasi dan Produksi PT Pertamina EP. Sebelum itu, jebolan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya ini adalah General Manager Pertamina EP Asset 4 dan Pertamina EP Asset 5.

Apa upaya Chalid menjaga produksi dan lifting Grup PHI agar mencapai target di tengah kondisi triple shock saat ini? Bagaimana pula proyeksi kinerja Grup PHI tahun ini dan tahun depan? Untuk mengetahui persoalan tersebut, wartawan Dunia Energi Dudi Rahman mewawancarai pria yang ramah, santun, dan rendah hati serta acap menjalankan puasa sunnah pada Senin dan Kamis ini. Petikannya.

Pada 2020, PHI menargetkan produksi minyak sebesar 51,94 ribu bph dan gas 717,62 MMSCFD. Bagaimana realisasi hingga September 2020?
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) memainkan peranan penting dalam mendukung pencapaian target produksi minyak dan gas (migas) Pertamina dan Indonesia. Tahun lalu, kami berhasil memproduksi migas yang setara dengan sekitar 13% dan 45% produksi minyak dan gas Pertamina. Sampai dengan September 2020, realisasi year to date produksi minyak dan gas PHI berada sedikit di atas target RKAP yaitu mencapai 52,1 ribu barel minyak per hari dan 728,8 juta meter standar kaki kubik gas per hari. Pencapaian ini tiada lain berkat upaya yang sungguh-sungguh serta kerja keras dari seluruh manajemen dan pekerja Grup PHI untuk memastikan kinerja operasional yang unggul dengan tingkat kinerja keselamatan yang tinggi.

Artinya, kinerja produksi sesuai proyeksi ya?
Alhamdulillah, pencapaian produksi migas PHI sampai dengan saat ini masih sejalan dengan proyeksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tak dapat dimungkiri bahwa kondisi atau tantangan terberat yang dihadapi oleh industri migas di seluruh dunia berupa rendahnya harga migas (low commodity price), rendahnya permintaan (low demand), dan tantangan operasional yang disertai kondisi pandemi Covid-19, juga dihadapi oleh Grup PHI. Oleh karena itu, di PHI, kami melakukan langkah-langkah yang kreatif dan inovatif agar dampak dan risiko yang ditimbulkan oleh kondisi saat ini dapat dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu upaya kami untuk mencapai target produksi tahun ini dan tetap menjaga kinerja tinggi keselamatan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di seluruh lingkungan Perusahaan.

Bagaimana dengan proyeksi hingga akhir tahun? Apakah diproyeksikan mencapai target dalam WP&B atau RKAP?
Kami terus berkomitmen untuk melaksanakan seluruh program kerja dan inisiatif strategis yang diperlukan untuk meningkatkan cadangan dan mempertahankan produksi migas PHI, serta mencapai target tahun ini. Kegiatan pengeboran tahun ini diharapkan bisa mencapai target sebanyak 122 sumur pengembangan dan lebih dari 1200 kegiatan well intervention, workover dan well services.

Kabarnya untuk pengeboran ini menerapkan inovasi teknologi?
Terkait kegiatan pengeboran ini, PHI berhasil menerapkan inovasi teknologi yang mampu mendorong proses pengeboran yang lebih cepat, efektif dan hemat. Dengan upaya-upaya yang kami lakukan saat ini, Insya Allah, kami memproyeksikan bahwa PHI dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan dalam RKAP sehingga dapat terus mendukung pencapaian produksi migas nasional.

Bagaimana proyeksi revenue dan net profit PHI pada 2020? Kinerja keuangan dipastikan turun drastis dibandingkan 2019? Apakah penyebabnya hanya karena penurunan harga minyak dan gas semata atau ada faktor lain?
Di sektor hulu migas, perubahan harga komoditi dan jumlah produksi serta lifting migas secara langsung akan berimbas kepada pencapaian revenue perusahaan, tak terkecuali PHI. Oleh karena itu, kami secara realistis menetapkan pencapaian revenue dan net profit perusahaan tahun ini berada dibawah revenue dan net profit yang berhasil dicapai pada 2019. Selain itu, dalam periode sekitar 4-5 bulan tahun ini, PHI harus beradaptasi dengan perubahan permintaan atas komoditi terutama untuk kebutuhan domestik sehingga mempengaruhi jumlah lifting migas meskipun saat ini kondisi sudah membaik sehingga kami bisa kembali memfokuskan pada pencapaian target produksi dan lifting migas yang ditetapkan untuk mendorong kinerja keuangan yang lebih baik.

Apa upaya PHI untuk mempertahankan kinerja keuangan tetap positif?
Untuk mempertahankan kinerja keuangan agar tetap positif, PHI pun melakukan strategi efisiensi di berbagai komponen biaya operasi dan produksi, serta memastikan bahwa setiap pengeluaran biaya dapat mendorong kinerja yang terbaik sehingga menghasilkan nilai tambah yang lebih baik bagi Perusahaan. Dengan strategi seperti ini, PHI diharapkan dapat mencapai kinerja operasi dan keuangan yang optimal dalam kondisi yang cukup sulit seperti saat ini.

Produksi Blok Mahakam pada 2017 masih sekitar 1.300 MMSCFD, namun kemudian drop pasca alih kelola. Apakah produksi Mahakam bisa kembali ditingkatkan hingga di atas 1.000 MMSCFD?
Ini menarik untuk dipahami bersama. Hal yang sering diabaikan dalam memahami produksi migas adalah aspek-aspek utama yang mempengaruhi produksi, salah satunya adalah tingkat/laju penurunan produksi alamiah (natural production declining rate) untuk lapangan-lapangan migas yang sudah mature seperti lapangan-lapangan migas PHI. Untuk Blok Mahakam, laju penurunan alamiah untuk minyaknya sudah sekitar 50% dan untuk gasn sudah sekitar 60%. Artinya, tanpa perlakuan khusus serta penggunaan teknologi dan inovasi yang tepat serta kegiatan pengeboran yang ekstensif maka bisa diperkirakan bahwa saat ini produksi migas blok ini sudah sangat rendah. Justru, Pertamina dan PHI melalui anak perusahaannya PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah berhasil mempertahankan produksi dan menahan laju penurunan produksi di sekitar belasan persen (<20%) sehingga Blok Mahakam masih terus dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian target produksi gas Pertamina dan Indonesia. Dengan produksi tahun lalu rata-rata 846 MMSCFD dan target tahun ini sebesar 717,6 MMCFD menunjukkan keberhasilan PHI dan Pertamina mengelola blok terminasi ini.

Apa upaya yang dilakukan PHI agar PHM bisa meningkatkan produksi?
Untuk meningkatkan produksi tentu selain kita harus terus melakukan pengeboran eksploitasi dan memaksimalkan kinerja sumur. PHI pun terus menjalankan komitmennya untuk menambah cadangan migas dengan melakukan kegiatan eksplorasi, termasuk melakukan pengeboran sumur eksplorasi. Di PHM, tahun ini sudah dilakukan satu dan tahun depan direncanakan untuk melakukan pengeboran sumur eksplorasi lainnya. Optimasi Pengembangan lapangan lapangan (OPLL), optimasi produksi dan tetap menjaga kehandalan fasilitas produksi menjadi prioritas utama dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan produksi Migas dengan tetap mengedepankan aspek HSSE. Di semua anak perusahaan, PHI pun mendorong inovasi teknologi dalam kegiatan Continuous Improvement Program (CIP) sebagai salah satu pilar Quality Managament terutama terkait inovasi-inovasi yang mampu memperbaiki kinerja fasilitas produksi, kinerja pengeboran, kinerja well intervention, workover dan well service sehingga dapat meningkatkan cadangan serta produksi dari lapangan-lapangan migas yang sudah dikembangkan. Beberapa inovasi PHI yang dikerjakan para pekerja grup PHI, berhasil mendorong peningkatan cadangan dan produksi PHI. Bahkan PHI memperoleh penghargaan Pertamina dalam Forum UIIA (Upstream Improvement & Innovation Award) atau Forum Hulu 2019 sebagai Best of the Best Achievement.

Direktur Keuangan PHE menyebut belanja modal terbesar 2021, salah satunya dialokasikan untuk Blok Mahakam. Biasa disebutkan belanja modal itu untuk apa saja?
Untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi migas, kami ingin memastikan bahwa seluruh aset yang dikelola oleh PHI dan anak-anak perusahaannya, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dapat terus beroperasi dengan selamat, efektif, efisien dan berkelanjutan sehingga mampu mendukung pencapaian produksi migas nasional. Oleh karena itu, di semua anak perusahaan PHI kami mengalokasikan biaya operasi dan biaya kapital untuk dapat mendukung kegiatan pengeboran sumur eksploitasi dan eksplorasi, kegiatan well intervention, workover dan well service serta peningkatan kinerja fasilitas operasi dan produksi sehingga memiliki kehandalan dan bekerja secara maksimal.

Dengan target produksi subholding upstream satu juta bopd dan 4.000 MMSCFD gas pada 2024, berapa kontribusi produksi gas PHI, khususnya Mahakam?
Fokus kami saat ini adalah untuk memastikan bahwa aset-aset yang berada dalam pengelolaan PHI dapat menghasilkan migas yang berkelanjutan dan memberikan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, kami akan mendorong terus kinerja unggul operasi tidak hanya di PHM, tetapi juga di PHSS, dan PHKT serta Asset lainnya sehingga dapat memaksimalkan tingkat perolehan minyak serta memperpanjang usia sumur. Tahun lalu, produksi minyak PHI berkontribusi sekitar 13% produksi minyak Pertamina dan 45% produksi gas Pertamina. Kami menyadari bahwa mempertahankan tingkat produksi di level ini bukanlah pekerjaan rumah yang mudah mengingat lapangan-lapangan PHI yang sudah mature dengan kompleksitas yang tinggi. Tapi kami meyakini bahwa upaya-upaya kami saat ini dan ke depan dengan berbagai inovasi, teknologi dan dukungan pendanaan akan mendukung PHI mencapai keberhasilan dan terus berkontribusi secara signifikan bagi Pertamina dan Indonesia.

Apa challenge PHI untuk mencapai target tersebut?
Di PHI, kami menyadari bahwa laju penurunan produksi alamiah yang sangat tinggi, kondisi fasilitas operasi produksi yang sudah berumur, serta kondisi reservoir yang sudah masuk pada tahap lanjut memerlukan biaya dan teknologi tinggi sehingga memberikan tantangan yang luar biasa bagi PHI untuk menjaga tingkat keekonomiannya. Oleh karena itu, selain melakukan berbagai inisiatif internal untuk mendorong kinerja unggul, kami pun terus membangun kerja sama dan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan termasuk PT Pertamina (Persero), pemerintah, kementerian, dan instansi terkait lainnya untuk memastikan dukungan terhadap keberlanjutan bisnis dan operasi PHI dari berbagai aspek kebijakan, peraturan, perizinan, serta kontrak PSC yang mendukung keekonomian operasi migas PHI saat ini dan di masa yang akan datang. Kami percaya bahwa dukungan dan kerja sama yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat di Kalimantan akan mendukung PHI untuk terus menghasilkan migas dan menciptakan nilai bagi Pertamina dan Indonesia.

Sebagai Dirut PHI, apakah kiat-kiat Anda dalam menggerakKan grup PHI agar dapat mencapai target yang sudah ditetapkan?
Saya meyakini bahwa setiap elemen organisasi baik di level manajemen maupun pekerja memiliki kontribusi yang nyata terhadap keberhasilan Perusahaan. Oleh karena itu, saya berkomitmen dan selalu berusaha agar setiap individu mengetahui visi, misi, tujuan dan target yang ingin oleh Perusahaan dicapai serta memahami peran mereka sendiri dalam mendukung pencapaiannya. Untuk ini, saya meluangkan waktu untuk melakukan komunikasi rutin dengan manajemen anak Perusahaan dan seluruh pekerja melalui town hall meeting, email broadcast serta pertemuan langsung di tempat kerja dan di lapangan sehingga meningkatkan engagement pekerja. Selain mendorong terus inovasi dan kreativitas, saya pun menekankan pentingnya peningkatan kompetensi seluruh pekerja melalui berbagai sarana pembelajaran dan pelatihan sehingga praktik-praktik terbaik di suatu fungsi, aset atau anak perusahaan bisa juga diajarkan dan diaplikasikan di seluruh grup PHI, bahkan grup Pertamina. Insya Allah, dalam rutinitas saya sehari-hari, saya pun selalu membuka diri untuk berdiskusi dan menerima masukan serta feedback yang berguna bagi kemajuan PHI dan Pertamina. (*)