JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), anak usaha dari holding tambang MIND ID menyatakan kesiapannya untuk mengelola blok tambang Wabu, yang merupakan eks wilayah tambang PT Freeport Indonesia.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diketahui telah secara resmi meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memberikan hal pengelolaan tambang Wabu yang menyimpan cadangan emas ke Antam.

Kunto Hendrapawoko, Senior Vice President Corporate Secretary Antam,  mengungkapkan kesiapan Antam untuk mengelola wilayah tambang emas prospektif di Papua. Kesempatan tersebut menjadi prospek yang baik bagi Antam sebagai bagian dari Holding Industri Pertambangan MIND ID untuk memperkuat portofolio komoditas emas Perusahaan terlebih dengan komposisi anggota MIND ID saat ini.

“Serta membuka kesempatan sinergi pengelolaan aset pertambangan nasional untuk mendukung pengembangan hilirisasi bisnis mineral yang terintegrasi,” kata Kunto saat dihubungi Dunia Energi, Rabu (23/9).

Menurut Kunto, dari sisi kemampuan, Antam sudah cukup mumpuni mengelola tambang emas baru. Saat ini Antam telah mengelola komoditas emas dari hulu ke hilir, mulai dari eksplorasi, penambangan yang dilakukan di tambang emas Pongkor dan Cibaliung hingga pengelolaan emas yang dilakukan melalui Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia yang dikelola UBPP Logam Mulia.

“Saat ini kapasitas produksi dari tambang emas Antam ada di kisaran 2 ton per tahun,” kata dia.

Untuk komoditas emas sendiri lanjut Kunto, saat ini Antam aktif melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah IUP perusahaan seperti di Pongkor.

“Serta tinjauan di beberapa daerah prospek seperti di wilayah Pegunungan Bintang, Papua dan Papandayan di Jawa Barat,” ujar Kunto.

Erick Thohir, Menteri BUMN, sebelumnya mendorong agar Antam bisa mengelola lahan eks Freeport agar Antam bisa memiliki wilayah tambang emas baru.

Menurut Erick sebagai BUMN yang memiliki hampir 1.000 pegawai, Antam saat ini hanya menjual produk emas, tapi tidak memiliki lahan dari komoditas tersebut yang bisa ditambang. Padahal melalui Freeport Indonesia menjadi salah satu pemasok terbesar emas di dunia.

“Apalagi sangat menyakitkan kalau kita lihat bagaimana prospek emas ini menjadi supply yang besar, dalam kondisi seperti ini harga emas sangat baik. Jadi kita beranikan diri masuk ke lahan eks Freeport itu,” kata Erick.(RI)