JAKARTA – Sepanjang 2020, PT Pertamina (Persero) telah membangun 83 titik BBM satu harga di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Dengan tambahan tersebut, jumlah titik BBM satu harga yang telah dibangun Pertamina sejak 2017 hingga saat ini telah mencapai 243 titik. Pertamina menargetkan akan membangun 500 titik BBM satu harga hingga  2024 sehingga seluruh wilayah 3T mendapat akses BBM dengan harga terjangkau.

“BBM Satu Harga sebagai bentuk perwujudan keadilan energi, sehingga masyarakat di wilayah 3T yang selama ini sulit mengakses BBM, bisa mendapat kesempatan yang sama mendapatkan BBM. Hal ini telah mendorong produktivitas dan ekonomi masyarakat di wilayah 3T sehingga semakin maju dan berkembang,” ujar Fajriyah Usman, Pjs SVP Corporate Communications and Investor Relations Pertamina, Selasa (16/6).

Selain BBM satu harga, pada 2020, Pertamina juga telah membangun 1.088 unit Pertashop di wilayah perdesaan yang lokasinya belum terdapat SPBU atau jauh dengan lokasi SPBU. Dalam pelaksanaannya, pembangunan Pertashop dilakukan melalui kerja sama dengan BUMDes, Koperasi, Pondok Pesantren dan lembaga masyarakat lainnya. Tujuannya, selain mendukung kemajuan desa, juga bisa membangun titik-titik perekonomian baru di wilayah perdesaan yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada 2021 – 2024, Pertamina menargetkan akan membangun 40 ribu unit Pertashop di seluruh wilayah perdesaan dan lokasi strategis. Harapannya, kehadiran Pertashop bisa meningkatkan akses masyarakat perdesaan terhadap BBM berkualitas dan ramah lingkungan sehingga akan mewujudkan Indonesia bersih dan sehat.

“Dalam pelaksaan pembangunan Pertashop, Pertamina telah menjalin kerja sama dengan Kemendagri, Kemenkop dan UKM, Kemendes dan PDT serta Masyarakat Ekonomi Syariah dan Bank-Bank BUMN untuk mempermudah akses permodalannya,” ungkap Fajriyah.

Pada 2020, Pertamina juga telah membangun jaringan gas sebanyak 135.045 Saluran Rumah Tangga (SR) dari target yang ditetapkan APBN sebanyak 127.864 SR. Pada Tahun 2021, Pertamina Group ditugaskan untuk melaksanakan pembangunan jargas rumah tangga sebanyak 120.776 SRT. Selain itu melalui Subholding Gas, Pertamina juga sedang melaksanakan program pembangunan jargas di luar APBN untuk mempercepat pencapaian target sambungan jargas RT pemerintah. Sampai saat ini, Pertamina telah mengelola jargas sebanyak 503.601 SR di 17 provinsi yang meliputi 63 Kota/ Kabupaten.

Pertamina juga telah berhasil melaksanakan konversi BBM ke LPG untuk 25.000 nelayan di 42 Kab/Kota dan 10.000 petani di 24 Kabupaten. Tujuannya, selain lebih hemat dan ekonomis juga untuk memudahkan akses energi bersih bagi para nelayan dan petani di Indonesia.

Pertamina juga telah membangun 10 unit SPBU Toll di Jalur Toll Trans Jawa dan Trans Sumatra untuk memudahkan layanan kepada pengendara pada ruas tol baru. Pembangunan SPBU di ruas tol akan terus dilakukan secara berkelanjutan sejalan dengan gencarnya pembangunan tol oleh Pemerintah.

Untuk digitalisasi, Pertamina telah berhasil melakukan digitalisasi di seluruh SPBU Pertamina sebanyak 5.518 SPBU. Dengan digitalisasi ini Pertamina bisa memantau stok BBM di seluruh SPBU sehingga bisa mencegah terjadinya kekurangan stok BBM. “Pertamina juga bisa memantau penyaluran BBM bersubsidi sehingga lebih tepat sasaran,” ujar Fajriyah.

Pada saat yang sama, Pertamina juga terus memperluas penggunaan aplikasi MyPertamina untuk memudahkan transaksi di SPBU secara digital atau cashless. Hingga tahun 2020, pengguna MyPertamina telah mencapai 7.3 juta pengguna.(RI)