JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan sebanyak 790 sumur pengembangan dan 42 sumur eksplorasi dapat dibor pada tahun 2022. Namun hingga 21 Maret ini baru 17% sumur pengembangan yang dibor dari target.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengungkapkan dibutuhkan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah maupun investor guna memastikan pengeboran sebagai kegiatan utama dalam meningkatkan produksi migas dapat terealisasi sesuai dengan target yang dijadwalkan.

“Agar tetap on track menuju target 1 juta BOPD (barel minyak per hari) di tahun 2030, posisi produksi minyak kita saat ini harus berada di angka 670 ribu BOPD dan diharapkan tahun depan kembali naik. Sehingga apapun yang dibahas pada acara Drilling Summit harus mengacu kepada angka produksi, cari dan selesaikan permasalahan yang terjadi,” ujar Dwi disela Drilling Summit 2022, Rabu (23/3).

Menurut Dwi kegiatan pengeboran hulu migas tidak pernah lepas dari tantangan, utamanya dalam hal pengadaan barang dan jasa serta proses perizinan.

“Di sisi lain, Pemerintah Republik Indonesia dengan tegas telah menyampaikan bahwa produksi dan lifting migas nasional harus ditingkatkan, sehingga komitmen untuk memenuhi target tersebut tidak dapat dilakukan secara biasa-biasa saja”, jelas Dwi.

Dwi menegaskan permasalahan yang ada saat ini harus dibedah karena pada tahun 2013-2014 hulu migas mampu merealisasikan lebih dari 1.000 sumur.

“Harapannya kita bisa menyikapi harga migas yang tinggi saat ini dengan langkah yang masif dan agresif sehingga kita bisa fokus untuk mencapai target pengeboran,” ungkap Dwi.

salah satu upaya yang berhasil dilakukan oleh SKK Migas untuk mengawal target pengeboran tahun 2022 adalah mendorong realisasi komitmen Final Investment Decision (FID) Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), dimana sebanyak 41% permasalahan keterlambatan pengeboran tahun lalu disebabkan oleh masalah ini. “Masuk 2022 ini, saya tidak lagi mendengar adanya keterlambatan pengeboran yang disebabkan oleh FID KKKS, kami sangat mengapresiasi hal tersebut,” jelasnya Dwi.

Dwi juga mengapresiasi institusi yang telah membantu SKK Migas dan KKKS dalam merealisasikan kegiatan pengeboran dalam hal penyiapan lahan dan perizinan. “Saya cek jadwal pengeboran di Bulan April, permasalahan mengenai perizinan yang ada tinggal satu, dan itu on progress sedang diselesaikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh institusi terkait yang telah membantu proses perizinan hulu migas menjadi jauh lebih cepat dari sebelumnya,” ungkap Dwi. (RI)