JAKARTA – TIS Petroleum E&P Blora Pte Ltd (TIS) Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sekaligus Operator di Wilayah Kerja Blora berhasil merampungkan pengeboran sumur RBG-3B di Lapangan RBG Blok I Wilayah Kerja atau blok migas Blora yang berada di Desa Pranten, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.

Dengan rampungnya pemboran dan fasilitas produksi di sana TIS sudah mampu memproduksikan Raw Gas sebanyak 10 MMscfd dan kondensat rata rata sebesar 35 barel per hari (bph). Gas dan kondensat yang sudah diproses, kemudian didistribusikan kepada pembeli di Wilayah Jawa Tengah sejak bulan Desember 2023. Untuk kondensat telah dikirimkan kepada PT Harindo Putra Jaya dan gas telah dialirkan kepada PT Energasindo Heksa Karya. namun pengaliran gas tersebut masih belum maksimal dikarenakan pengaliran gas kepada pembeli lain belum dapat dilaksanakan menunggu Persetujuan Alokasi Gas dan Harga Gas dari pemerintah.

Tumbur Parlindungan, General Manager TIS, mengungkapkan manajeman sejak awal diberikan kepercayaan pemerintah memang langsung berkomitmen segera mengembangkan potensi di blok Blora. Dia menuturkan TIS telah memperoleh persetujuan Plan of Development I Lapangan RBG Blok I Wilayah Kerja Blora (POD I) pada Oktober 2022.

Setelah adanya persetujuan POD I, TIS melakukan re-entry sumur RBG-3B dan pengerjaan pembangunan fasilitas produksi tahap dini (Early Production Facility) sampai dengan akhir bulan November 2023 lalu uji coba pada sumur RBG-3B dan fasilitas produksi (startup) selesai dilaksanakan melalui serangkaian persiapan bersama sejumlah personil damkar, tenaga kesehatan serta beberapa stakeholder yang ikut serta dalam kegiatan uji coba tersebut.

“Sehingga saat ini fasilitas produksi sumur RBG-3B dapat berfungsi untuk memproses gas terproduksi menjadi gas yang memenuhi persyaratan teknis dan komersial untuk dialirkan kepada para pembeli,” kata Tumbur dalam keterangan resmi yang diterima Dunia Energi, Selasa (30/1).

Menurut dia tahap pengembangan lapangan mulai dari POD I sampai dengan on stream dan produksi secara komersial telah berhasil dilaksanakan oleh TIS dalam kurun waktu satu tahun sejak disetujuinya POD oleh Pemerintah. “Hal tersebut merupakan sebuah prestasi bagi TIS dan juga salah satu bentuk komitmen yang tinggi dari TIS untuk mengembangkan Wilayah Kerja Blora ini,” ujar Tumbur.

Dia menjelasakan salah satu kunci sukses dalam pengembangan blok migas Blora adalah dalam proses pengadaan dan pengembangan fasilitas produksi dilakukan oleh TIS secara strategis dan komprehensif dikarenakan terdapat tantangan yang cukup besar untuk mengembangkan Wilayah Kerja Blora ini. Salah satu tantangan terbesarnya adalah gas dari sumur RBG-3B ini memiliki kandungan CO2 yang tinggi, di mana tingkat kandungan CO2 tersebut merupakanalah satu tingkat kandungan CO2 tertinggi di Indonesia.

Tumbur menegaskan TIS secara giat mencari teknologi yang sesuai untuk dapat mengembangkan Wilayah Kerja Blora dengan tetap menjaga keekonomian sehingga dapat memberikan manfaat terbaik bagi semua pihak terkait.

“Hasil giat TIS dan atas dukungan pihak-pihak terkait, TIS berhasil memproduksikan gas dan memproses kandungan CO2 sebesar 65-68% dari sumur menjadi di bawah 6% untuk dialirkan kepada para pembeli gas. Hasil pemrosesan CO2 menjadi di bawah 6% telah sesuai bahkan melampaui dari komitmen TIS kepada pembeli di dalam perjanjian yaitu maksimal kandungan CO2 dalam gas yang dialirkan adalah sebesar 8%,” jelas Tumbur.

Dia menyatakan produksi di Wilayah Kerja Blora dilakukan dengan menerapkan aspek keamanan sebagai prioritas. TIS juga dengan seksama memperhatikan aspek lingkungan untuk menjaga lingkungan sekitar, terutama agar dampak lingkungan yang dirasakan oleh warga sekitar sangat minimal. Salah satu bentuk komitmen TIS dalam mengatasi emisi CO2 dari produksi gas bumi adalah melakukan penanaman pohon trembesi secara bertahap sesuai dengan program yang telah disusun dalam dokumen persyaratan lingkungan hidup (UKL/UPL) di mana pohon trembesi adalah salah satu jenis tumbuhan yang mempunyai kapasitas penyerapan CO2 tertinggi. “Diharapkan dengan penanaman pohon ini maka jumlah emisi CO2dapat tereliminir sehingga dapat mencapai net zero CO2 emission,” ungkap Tumbur.

Kedepannya TIS berencana melakukan pengeboran sumur pengembangan (well development) dan membangun fasilitas permanen (Full Production Facility) yang diprediksikan akan menghasilkan Raw Gas sebesar 30 MMscfd dan kondesat sebesar 314 bph untuk dialirkan kepada para pembeli gas dan pembeli kondensat di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.