JAKARTA – PT Freeport Indonesia  menyatakan sampai saat ini masih menantikan keputusan tentang pengajuan penundaan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter yang telah disampaikan kepada pemerintah.

Tony Wenas, Presiden Direktur Freeport Indonesia, mengatakan negosiasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait perubahan target penyelesaian pembangunan smelter masih berlangsung. Semula, proyek yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur itu  ditargetkan rampung pada akhir 2023. Namun pagebluk Covid-19 membuat pembangunan smelter tertunda sehingga Freeport mengajukan permohonan penyesuaian target selama 12 bulan atau baru selesai pada 2024.

Hingga saat ini Freeport belum menerima sikap resmi Kementerian ESDM yang menolak permohonan penundaan pembangunan smelter tersebut.

“Kami belum menerima surat penolakan. Kami terus berdiskusi soal schedule pembangunan smelter. Masih negosiasi,” kata Tony dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (4/9).

Tony menegaskan pembangunan smelter sebagaimana tertuang dalam kesepakatan penerbitan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) masih menjadi komitmen manajemen Freeport Indonesia. Progress terbaru saat ini telah diselesaikan tahap studi kelayakan (feasibility study), finalisasi desain rinci (front end engineering design/FEED) serta pemadatan lahan.

Tony mengakui sudah hampir enam bulan tidak ada aktifitas fisik pengerjaan smelter akibat berbagai pembatasan gerak yang diterapkan oleh pemerintah daerah guna menekan laku sebaran Covid-19.

“Secara fisik belum dilakukan oeprasional saya baru kembali hari senin lalu, karena masih ada pembatasn lainnaya dan situasi covid dan lain sebagainya, kontraktor utama kita, dan PSBB, dan itu masih belum dlanjutkan kembali tapi proses administratif, seperti penyelesaian studi dan advanced detail design tetap dilakukan,” ungkap Tony.

Secara resmi Freeport telah melayangkan surat permohonan penundaan kepada Kementerian ESDM sejak April lalu. Permohonan tersebut direspon melalui kunjungan kerja Menteri ESDM Arifin Tasrif ke smelter pada 1 September 2020. Usai melakukan kunjungan Itu, Arifin meminta Freeport segera menyelesaikan pembangunan smelter.

“Saya berharap proyek smelter Freeport itu bisa segera selesai. Kami akan terus mendorong ini karena jika selesai kita tinggal mendorong industri hilirnya supaya bisa berkembang,” kata Arifin.(RI)