JAKARTA – Proses transisi Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina (Persero) akan segera dilakukan. Pertamina akan segera akan menanamkan investasi setelah ditandatanganinya kontrak kerja sama bagi hasil (production sharing contract/PSC) gross split.

“Pertamina segera menanamkan investasinya di Blok Rokan. Segera setelah penandatanganan kontrak, Insya Allah secepatnya. Pertamina juga sudah melaporkan sumur-sumur mana yang akan di bor,” kata Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, Selasa (15/1).

Pertamina akan mulai mengelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 pasca berakhirnya kontrak Chevron di blok yang menjadi kontributor utama produksi minyak nasional itu.

Pertamina sudah menyiapkan anak perusahaan sebagai bagian dari proses transisi. Nantinya kontrak akan dilakukan oleh anak usaha tersebut.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik Dan Kerja Sama Kementerian ESDM, mengatakan sejak Desember 2018 lalu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bergerak cepat agar proses transisi berjalan dengan baik.

Kolaborasi kelompok kerja dari SKK Migas, Pertamina dan Chevron pun telah dimulai. Hal ini dilakukan untuk membahas persiapan alih kelola, yang secara intensif bekerja menganalisis aspek keteknikan, legal dan komersial sebagai upaya menjaga tingkat produksi Blok Rokan hingga nanti pengelolaan beralih ke Pertamina pada 2021.

Menurut Agung, proses transisi di Rokan bisa belajar dari proses alih kelola Blok Mahakam pada 2017 lalu yang melibatkan Pertamina dengan PT Total E&P Indonesie.

“Belajar dari pengalaman transisi Blok Mahakam, pembahasan dan persiapan transisi Blok Rokan, dilakukan lebih awal, lebih intensif namun tetap efektif, sehingga diharapkan akan mempercepat proses transisi dengan hasil yang lebih baik. Kolaborasi kelompok kerja di maksud akan semakin di intensifkan di tahun 2019 dan ke depannya ,” ungkap Agung.

Saat ini, produksi Rokan mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26% produksi nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan, tiga lapangan diantaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Tercatat, sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak sejak awal operasi.

Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina maka kontribusi produksi minyak perusahaan migas plat merah tersebut meningkat menjadi 60% dari produksi minyak nasional.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengungkapkan pembicaraan dengan pihak Chevron telah dimulai dalam hal alih kelola. Dalam pembicaraan awal yang dilakukan akhir tahun lalu sudah berlangsung positif. Nantinya Pertamina akan mengikut proses transisi yang telah disusun oleh SKK Migas.

“Kick off meeting antara SKK Migas, Pertamina dan Chevron dan saya pikir itu sangat positif karena ketiganya bisa memastikan transisi yang baik. Leadingnya di SKK Migas, jadi kita akan mengikuti istilahnya rangement (pengaturan) yang disusun SKK Migas,” paparnya ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dharmawan memastikan penandatanganan kontrak akan dilakukan pada Januari 2019. “Insya Allah Januari ini, kan sekarang bulan apa,” tandas Dharmawan.(RI)