TANGERANG – Belakangan perusahaan – perusahaan sektor energi berinovasi bahkan tidak sedikit yang menggelontorkan dana jumbo demi menurunkan emisi yang dihasilkan dari aktifitas perusahaan. Namun terkadang hasil yang didapatkan juga tidak sesuai dengan harapan ataupun butuh waktu lama untuk merasakan manfaatnya.
Tidak banyak perusahaan yang akhirnya menyadari bahwa inovasi sederhana ternyata bisa memberikan dampak tanpa harus menunggu lama atau tanpa harus membutuhkan biaya besar.
PT Medco Energy International Tbk (Medco Energi) melihat peluang yang ada di depan mata untuk menurunkan emisi secara singkat dan tanpa harus membutuhkan persiapan panjang juga investasi besar. Ini juga jadi langkah tidak biasa yang ditempuh perusahaan yang bergerak di industri fosil alias penghasil emisi. Medco secara brilian mengubah desain fasilitas offshore dan platform menjadi fasilitas ramah lingkungan.
Pertama Matak Shorebase yang dipasang PLTS atap di tiga bangunan antara lain Terminal Airport, Wisma Belida dan Jetty dengan total kapasitas 150 kWp dan estimasi penurunan emisi mencapai 101 ton setara CO2.
Selanjutnya adalah Oyong Wellhead Platform yang dipasang solar panel dengan kapasitas 8 kWp. Operasional di platform menjadi jauh lebih efisien serta mampu menurunkan emisi setara dengan 149 ton CO2.
Bronang Wellhead Platform bahkan 100% listriknya berasal dari tenaga matahari atau menggunakan solar panel dengan estimasi pengurangan emisinya sebesar 238 ton CO2.
Selanjutnya juga ada West Belut Wellhead Platform yang tidak ada pekerja sudah 100% menggunakan solar panel atau tenaga matahari.
“Untuk platform yang baru sudah pasang beberapa dengan 100% di power oleh solar PV, jadi nggak pakai lagi diesel engine dan battery karena kebutuhan mereka nggak terlalu besar kita mampu penuhi dengan solar PV,” kata Amri Siahaan, Direktur & Chief Administrative Officer Medco Energi dalam paparannya disela IPA Convex 2025 di ICE BSD, Selasa (20/5).
Selain gencar memasarkan solar PV yang dipasang di platform, Medco juga turut mengubah spesifikasi platform dengan implementasikan konsep Minimum Facility Platform (MFP) di beberapa proyek offshore seperti di Belida, Forel-Bronang, BEP, West Belut dan Terubuk.
“Ada sekitar 4.500 ton pengurangan penggunaan dari metal dalam membangun platform kita dan pengurangan emisinya 8.100 ton CO2,” ungkap Amri.
Medco sejauh ini memang sukses mencapai target – target penurunan emisi. Hingga tahun 2025 di scope 1 dan 2 emisi gas rumah kaca dan gas metana persentasenya turun sesuai dengan target yang dicanangkan manajemen.
Dalam kurun waktu lima tahun emisi gas rumah kaca dari operasional Medco sudah turun 30% . Target 2025 interim target sudah dicapai di awal tahun ini bahkan sebetulnya tahun lalu sudah dipenuhi. Sementara untuk gas metana dalam lima tahun terakhir terhitunga dari 2019 telah turun 46% sehingga target penurunan emisi sudah tercapai. Penurunan emisi akan terus dikejar melalui proyek yang menurunkan emisi serta fokus pada pengurangan penggunaan BBM, gas buang (flare) serta implementasi elektrifikasi. Selain itu juga mulai diinisasi studi tentang penerapan Carbon Capture Storage (CCS).
Medco juga berkomitmen dalam meningkatkan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) apalagi setelah rampungnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bali Timur dengan kapasitas 2×25 Megawatt (MW) maka persentase kapasitas pembangkit EBT mencapai 26% dari tahun sebelumnya 23% dan akan terus tumbuh menjadi 30% di tahun 2030.
Hilmi Panigoro, President Director PT Medco Energy International Tbk (MEDC), menyatakan prioritas strategis yang ditempuh perusahaan adalah tetap di jalur pengembangan energi fosil, meskipun “tekanan” transisi energi semakin besar. Ini tidak lepas dari fakta yang ada di dunia bahwa sebesar 80% pasokan energi dunia masih bergantung pada energi fosil. “Terkait prioritas strategis, meskipun ada tekanan dari transisi energi, faktanya dunia masih 80% bergantung pada batu bara, minyak, dan gas. Dengan meningkatnya populasi global dan aspirasi masyarakat untuk kehidupan lebih baik, permintaan energi global akan terus naik,” jelas Hilmi dalam sesi Global Executive Forum IPA Convex 2025.
Meskipun “All out” menjalankan bisnis migas, Medco juga tidak lupa untuk memastikan penurunan emisi tetap berlangsung dan mencapai target.
”Kami sadar akan isu perubahan iklim. Oleh karena itu, dalam setiap langkah yang kami ambil, kami memastikan penggunaan teknologi dan pengetahuan terkini untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca,” tegas Hilmi. (RI)
Komentar Terbaru