JAKARTA – Pemerintah selama ini mendorong penggunaan jaringan gas rumah tangga (Jargas). Jadi sudah sepantasnya ada inisiatif penggunaan jargas di lingkungan pemerintah.

Penyaluran gas (Gas In) baru saja dilakukan ke Kantin Koperasi milik Kementerian Sekretariat Negara RI di Jalan Veteran No. 17-18, Gambir, Jakarta Pusat.

Sheila Merlianty, Area Head PGN Jakarta, mengungkapkan bahwa Kantin Setneg masuk dalam kategori pelanggan komersial dengan volume kebutuhan gas sebesar 50 – 1.000 M3.

“Pemanfaatan gas bumi menjadi salah satu penggunaan energi ramah lingkungan di Kantor Kementerian Sekretariat Negara yang diharapkan dapat terus dikembangkan ke utulisasi lain,” ujar Sheila (2/9).

Pada kondisi normal sebelum pandemi, kantin Kementerian Sekretariat Negara dapat melayani sekitar 300 pengunjung per hari dan melayani pegawai Setneg sendiri maupun pengunjung lain dari pagi hingga sore. Saat pendemi, kantin tetap buka dengan penerapan protokol kesehatan agar seluruh tenant tetap sehat, higenis, dan pekerja terjaga kinerjanya.

Sheila menjelaskan dengan penggunaan gas PGN di kantor Sekretariat Negara ini tentu berkontribusi terhadap penambahan volume gas yang disalurkan di wilayah DKI Jakarta. Saat ini Subholding Gas telah melayani 262 pelanggan komersial industri mulai dari mal, hotel, dan restoran, 131 pelanggan kecil, dan kurang lebih ada 14.960 pelanggan rumah tangga. Volume penyaluran gas bumi di wilayah DKI Jakarta sekitar 112 BBTUD.

“Seiring dengan pengembangan infrastruktur gas bumi di wilayah DKI Jakarta, diharapkan pelanggan gas bumi juga semakin meningkat,” ujar Sheila.

Sari Harjanti, Staf Ahli Politik dan Kehumasan Kementerian Sekretariat Negara, mengungkapkan Kementerian Sekretaris Negara berharap gas bumi dapat menjadi solusi ramah lingkungan yang harus selalu dikedepankan. Kedua, bagaimana akses bagi masyarakat untuk mendapatkan gas bumi menjadi lebih cepat, tentu saja lebih aman.

“Selain pemanfaatan gas bumi, bagaimana PGN bisa meningkatkan layanan yang mengurangi kontak fisik. Jadi semua serba digitalisasi,” ujar Sari.

Sari menjelaskan sebelum menggunakan gas bumi PGN, perlu biaya tambahan untuk ongkos kirim dan lain sebagainya. Pemanfaatan gas bumi juga lebih aman. “Saya yakin dengan terobosan baru dan peralatan yang dirawat sedemikian rupa, maka akan mengeliminir kebocoran gas,” katanya.

Gas bumi juga lebih efisien dan tersedia setiap saat. Dengan lokasi Kantor Kementerian Sekretariat Negara yang strategis, ada kalanya akses ke kantor terkendala seperti ketika ada unjuk rasa, dan sebagainya.

“Dengan layanan PGN, gas tersedia setiap saat, kantor dan kantin Setneg tidak perlu khawatir. Gas tersedia 24 jam, sehingga di hari raya, libur panjang, dan di momen-momen dimana akses menuju kantor setneg terhambat, tidak menjadi terkendala lagi,” jelas Sari.

Sari menjelaskan, ada kemungkinan untuk pengembangan penggunaan gas bumi PGN di lingkungan Kantor Kementerian Sekretariat Negara, seperti untuk energi water heater pada kamar mandi sport center atau tempat wudhu.

“Kami ingin menjadi pioneer (pemanfaatan gas bumi) di kementerian lain. Setneg harus menjadi pioneer dan contoh di kementerian lain,” ujar Sari.