JAKARTA – Proposal rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Sakakemang kemungkinan besar tidak akan disodorkan Repsol pada tahun ini.

Ferdinando Rigardo Regional Executive Director, Asia & Rusia Repsol, mengatakan persiapan PoD Sakakemang masih dilakukan dan membutuhkan waktu. Produksi Sakakemang akan dilakukan lebih dari satu tahap.

“Kami sedang mengerjakan rencana produksi tahap awal. Kami sedang kerjakan PoD dan diharapkan akan selesai dan disetujui awal tahun depan,” kata Ferdinando di Jakarta, belum lama ini.

Untuk tahap awal, total cadagan gas yang diproduksi tidak sampai dua triliun cubic feet (TCF) atau volume awal yang sempat diperkirakan sebelumnya. “Ini baru tahap awal produksi, tapi akan kurang dari itu (2 TCF). Kami sedang diskusi,” ungkapnya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), sebelumnya mendorong agar Repsol bisa menyerahkan proposal PoD Sakakemang pada tahun ini, sehingga pengembangannya bisa langsung dimulai pada awal 2020.

Repsol sebenarnya dalam rencana awal harus melakukan pengeboran lanjutan terlebih dulu untuk memastikan jumlah pasti cadangan di Sakakemang. Namun rencana itu berubah dan PoD diminta untuk diserahkan sebelum dilakukan pengeboran sumur lanjutan tersebut.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas,  mengatakan dorongan tersebut diberikan sebagai langkah percepatan mengejar lifting gas nasional. Dalam konsep percepatan SKK Migas, jumlah cadangan yang dapat dibuktikan dari pengeboran sumur KBD-2X akan dikembangkan terlebih dahulu dan akan dibuat PoD-nya lebih dulu.

Sambil berjalan, nantinya Repsol akan tetap melakukan pengembangan Sakakemang dalam rangka memastikan total potensi yang terkandung di sana.

“Kami konsentrasi mempercepat agar Sakakemang berproduksi. Itu yang akan diusulkan Repsol. Bisa saja dilihat, kalau ada ukuran yang bisa memproduksi lebih awal dikejar. Konsentrasinya kami bisa mempercepat produksi, meski belum total, dari cadagangannya,” kata Dwi.

Percepatan produksi Blok Sakakemang, disesuaikan dengan kesiapan konsumen untuk menyerap pasokan gas ini. Sebelumnya, Repsol Group melalui afiliasinya, Talisman Sakakemang BV, telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) Tbk untuk pasokan gas dari Blok Sakakemang. MoU ini berlaku sejak 12 Juli 2019 dan akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan Gas Sales Agreement (GSA) oleh para pihak.

Repsol memegang hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 45% sekaligus sebagai operator blok. Sementara mitranya, Petronas memiliki saham partisipasi sebesar 45% dan MOECO 10%.(RI)