JAKARTA – Lima dari 19 wilayah kerja (WK) minyak dan gas yang dilelang pemerintah pada periode pertama 2018 diminati tujuh perusahaan. Namun hingga batas akhir penutupan, ternyata tidak ada satupun perusahaan yang mengembalikan dokumen lelang.

Ediar Usman, Direktur Pembinaan Hulu Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan hingga batas akhir penyerahan dokumen lelang pada 3 Juli 2018 tidak ada satu pun perusahaan yang mengembalikan dokumen lelang yang telah diakses. Rata-rata alasan perusahaan belum mengembalikan dokumen lelang adalah karena keterbatasan waktu evaluasi.

“Tujuh perusahaan ambil dokumen, tapi enggak ada yang mengembalikan pada saat kami tutup 3 Juli,” kata Ediar saat ditemui di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (10/7).

Lebih lanjut, Ediar menuturkan akan segera memanggil para perusahaan yang memang telah berminat pada lima WK migas. Kelima WK migas tersebut adalah WK Air Komering, Onshore Sumatera Selatan, Bukit Barat Offshore Natuna, Andika Bumi Kita Offshore Jawa Timur, South East Mahakam, dan WK Ebuny di Sulawesi Tenggara.

Menurut Ediar, berapa perusahaan mengeluhkan keterbatasan waktu untuk mengavaluasi WK yang diminati. Namun pemerintah tetap pada keputusan untuk menutup batas akhir penyerahan dokumen lelang pada 3 Juki, karena sebelumnya telah memperpanjang waktu.

“Kan ada yang meminta waktu dan segala macam, tapi kami putuskan 3 Juli karena sudah tambah waktu. Kalau tambah waktu lagi tidak ada jaminan juga (selesai),” kata Ediar.

Ediar mengatakan lelang reguler berbeda dengan lelang secara langsung karena itu bisa saja ada perusahaan yang tidak begitu yakin dengan data yang tersedia dan membutuhkan waktu tambahan. Berbeda dengan joint study yang sudah dilakukan kajian dan evaluasi dalam waktu panjang.

Dua poin utama yang biasanya diperhatikan para kontraktor dalam mengevaluasi WK migas yang ditawarkan pemahaman terhadap wilayah dan potensi keekonomian.

“Dia (perusahaan) butuh waktu untuk mendalami wilayahnya, beda dengan joint study kalau itu kan jauh-jauh hari sudah mulai kajian. Ini (lelang reguler) kan begitu diumumkan lelang langsung dibuka datanya,” ungkap Ediar.

Total ada 19 WK migas yang dilelang pada tahap pertama tahun ini. Pekan depan pemerintah akan membahas nasib selanjutnya lima WK yang sempat diminati serta 14 WK lainnya yang sama sekali tidak diminati oleh para calon investor.

Beberapa opsi memang sempat dibicarakan, yakni perpanjangan waktu khusus bagi lima WK nigas atau WK yang memang tidak laku akan dilelang ulang pada tahap kedua nanti.

“Kan sudah kami tutup, nanti dievaluasi apakah dibuka lagi atau tidak. Nanti tapi belum diputuskan, minggu depan baru kita bahas,” tandas Ediar.(RI)