JAKARTA – Dalam upaya mewujudkan rencana diversifikasi untuk bisnis yang berkelanjutan, sejak 2019 PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) telah memprakarsai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hybrid 3 MWp, 2MW / 2MWh untuk digunakan di fasilitas tambang anak usahanya, PT Indominco Mandiri (IMM), di Bontang, Kalimantan Timur.

Mulianto, Presiden Direktur Indo Tambangraya, mengatakan Indo Tambangraya ingin mendorong konservasi energi sebagai bagian dari komitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan dan membawa kehidupan yang baik di daerah operasi dan juga masyarakat sekitar.

“Beroperasi sepenuhnya pada 2020, dan jika ini mencapai kinerja yang diharapkan, kami berharap dapat mereplikasi proyek tersebut di lokasi kami yang lain,” kata Mulianto, Selasa (9/2).

Kirana Limpaphayom, Chief Executive Officer Banpu Power plc (BPP), induk usaha Indo Tambangraya yang terdaftar di Thailand, menambahkan IMM memiliki operasi penambangan skala besar di Bontang dengan lebih dari 600 karyawan dan menghasilkan sekitar 12,5 juta ton batu bara setiap tahun.

“Untuk industri padat energi seperti pertambangan, penurunan biaya untuk pembangkit dan penyimpanan daya dengan energi terbarukan merupakan pilihan yang menarik, tetapi suplai daya yang stabil dan andal juga sangat penting untuk keberlanjutan operasi,” ujar Kirana.

Menggandeng Hitachi ABB Power Grids, ITMG menerapkan solusi “smart microgrid” yang membuka potensi untuk mengurangi biaya pembangkitan, meningkatkan kualitas suplai daya, dengan tidak mengabaikan pentingnya faktor lingkungan. Sistem ini diproyeksikan menghasilkan 230 MWh energi dari PV surya setiap tahun, sehingga dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 192 ton.

PT ABB Power Grids Indonesia, telah menerapkan solusi microgrid pertama di Indonesia yang memastikan pasokan listrik berkelanjutan untuk operasi penambangan off-grid di fasilitas Indo Tambangraya. Microgrid ini memanfaatkan tenaga surya untuk membantu mengurangi jejak karbon ITMG, salah satu tonggak penting dalam komitmen untuk mengurangi emisi karbon, sekaligus mengurangi biaya operasional.

Proyek ini telah berhasil mengintegrasikan pembangkit tenaga surya ke dalam jaringan listrik milik IMM, menstabilkan dan meningkatkan efisiensi energi dengan portofolio solusi grid edge, e-meshTM, termasuk sistem penyimpanan energi atau energy storage berbasis baterai lithium, PowerStoreTM (BESS) dan sistem kontrol untuk otomasi jaringan. Sistem ini diproyeksikan menghasilkan 230 MWh energi dari PV surya setiap tahun, sehingga dapat mengurangi emis CO2 sebesar 192 ton.(RA)