JAKARTA – PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan laba bersih Rp550,39 miliar pada semester I 2021, naik 27,53% dibanding periode yang sama 2020 yang meraih Rp431,57 miliar. Selain karena laba kurs yang mencapai Rp12,07 miliar dibanding periode enam bulan 2020 yang tercatat rugi kurs Rp22,6 miliar, AKR juga berhasil menekan beban keuangan hingga lebih dari Rp50 miliar pada semester I 2021 dibanding periode yang sama 2020.

Pada enam bulan pertama 2021, AKR mencatat pendapatan Rp10,58 triliun, naik dibanding periode yang sama tahun lalu Rp9,86 triliun. Kontribusi utama pendapatan masih berasal dari perdagangan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada pihak ketiga sebesar Rp7,64 triliun, naik dibanding semester I 2020 sebesar Rp7,36 triliun. Serta perdagangan dan distribusi kimia dasar dan lainnya kepada pihak ketiga Rp1,96 triliun.

Selain itu, AKR juga menambah pundi-pundi pendapatannya dari pabrikan ke pihak ketiga adhesive, jasa operasi pelabuhan dan transportasi, penyewaan tangki penyimpanan hingga penjualan tanah kawasan industri.

Manajemen AKR dalam laporan tahunannya menyebutkan berdasarkan proyeksi pemerintah, pertumbuhan ekonomi pada 2021 sekitar 4,5%-5,5%. Pertumbuhan ekonomi ini diimbangi dengan pengelolaan inflasi yang semakin membaik sehingga inflasi diperkirakan mencapai 3,0%. Proyeksi ini didukung dengan fundamental makroekonomi Indonesia yang mampu dikelola dengan baik di tengah pandemi Covid-19 dan proyeksi pertumbuhan global yang membaik di tahun 2021.

Membaiknya perekonomian, serta dukungan pemerintah terhadap program hilirisasi pertambangan dan peningkatan daya saing manufaktur, akan berdampak positif pada pertumbuhan bisnis perdagangan dan distribusi perseroan.

“Kami berharap momentum pertumbuhan volume yang sehat pada 2020 juga berlanjut ke 2021. Keberhasilan vaksin di Indonesia juga kami harapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor sehingga Perseroan dapat melanjutkan kesepakatan-kesepakatan dengan calon dealer BP-AKR maupun calon tenant JIIPE yang sempat menunda rencana ekspansinya,” kata Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur AKR.

Sepanjang 2020, pendapatan AKR mencapai Rp17.716 miliar, lebih rendah 18% dibanding 2019. Meskipun pada 2020, perseroan membukukan peningkatan pada volume BBM, penjualan lahan, dan sewa lahan, pendapatan AKR menurun seiring dengan menurunnya harga komoditas terutama pada BBM bahan kimia sebagai dampak dari pandemi Covid-19.(AT)