JAKARTA – Setelah sempat molor, mundur dari jadwal beberapa kali akhirnya proyek Tangguh Train 3 rampung dan mulai mengolah gas daei blok Berau di Papua.

Gas dari sumur Wiriagar Deep A telah masuk ke sistem Tangguh Train 3. Hal ini menandai tonggak pencapaian baru Proyek Strategis Nasional (PSN) Hulu Migas Tangguh Train 3.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengungkapkan bahwa setelah di bulan Juli 2023 proyek Tangguh Train 3 menyelesaikan konstruksi dan commissioning, maka kemarin (16/8) gas dari sumur Wiriagar Deep A telah masuk ke sistem Tangguh Train 3. Milestone selanjutnya adalah ditargetkan first drop LNG akan terjadi di September 2023.

“Hari ini, saat seluruh insan industri hulu migas memperingati dan merayakan Kemerdekaan di seluruh wilayah Indonesia, hari ini pula telah dilakukan loading kargo LNG dari Train 1 dan Train 2 melalui Jetty-2, yang merupakan bagian dari lingkup proyek Train 3. Ini menjadi kado yang membanggakan industri hulu migas bagi bangsa Indonesia di perayaan kemerdekaan yang sama-sama kita rayakan hari ini”, kata Dwi, Kamis (17/8).

Lebih lanjut Dwi menyampaikan perjalanan proyek Tangguh Train 3 telah memberikan dampak positif dan manfaat ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi dalam menggerakan perekonomian daerah. Pada puncak proyek Train 3 memobilisasi sekitar 13.500 pekerja dengan mayoritas pekerja adalah anak bangsa serta melibatkan pekerja lokal masyarakat Papua dalam jumlah yang sangat besar.

Dwi menambahkan bahwa dalam kapasitas operasi optimal, Train 3 akan meningkatkan produksi LNG Tangguh sebanyak 50% menjadi 11.4 metrik ton per annum (MTPA). Produksi gas Train 3 diprioritaskan untuk domestik, sehingga dapat dipastikan kebutuhan gas domestik dapat terpenuhi secara keseluruhan serta menjadi salah satu tulang punggung dalam perjuangan industri hulu migas dalam mencapai target jangka panjang di tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).

Tantangan yang dihadapi industri hulu migas masih membentang, namun semua Insan industri hulu migas telah memiliki komitmen yang kuat dan semangat perjuangan sebagaimana yang dicontohkan para pahlawan ketika merebut dan mempertahankan kemerdekaan. “Kami telah menetapkan tekad bersama, bahwa perjuangan industri hulu migas adalah bagaimana memenuhi kebutuhan energi nasional yang berkelanjutan. Para pejuang industri hulu migas telah menetapkan semangat dan tekad untuk meraih produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD gas sebagai kontribusi hulu migas bagi pembangunan nasional”, ujar Dwi. (RI)