JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengklaim investasi di sektor hulu hingga saat ini sudah lebih 50% dari alokasi 2019 sebesar US$2,5 miliar. Pahala N Mansury, Direktur Keuangan Pertamina, mengatakan serapan investasi pada awal hingga mendekati pertengahan tahun cukup baik, terutama di sekor hulu.

“Kalau kami melihat dari US$5,5 milliar, target US$2,5 miliar untuk sektor hulu. Untuk realisasi dari sisi beberapa proyek, mungkin mendekati 55%,” kata Pahala di Jakarta, Kamis (27/6).

Pertamina menjadikan sektor hulu menjadi sektor andalan untuk meraup keuntungan. Disisi lain, produksi migas dari blok yang dikelola mengalami penurunan. Untuk itu investasi di sektor hulu diminta terus digenjot, terlebih pemerintah juga mengamanatkan perseroan untuk meningkatkan aktvitas eksplorasi.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan investasi di hulu dikebut pada tahun ini untuk mengejar target produksi agar tidak terus turun.

“Jadi salah satu upaya kami meningkatkan produksi, ya investasi. Di luar WK yang eksisting. kami menyebutnya new venture. Jadi ada dua area. kemarin kami sudah menang Maratua yang di Kalimantan Utara. Itu strateginya adalah, karena sudah ada Nunukan yang discovery dan masih ada beberapa lapangan yang belum dikembangkan di daerah Nunukan. Di Blok Maratua kami mengharapkan  bisa menemukan cadangan-cadangan baru seperti di Nunukan,” ungkap Dharmawan.

Pada tahun ini Pertamina juga berencana melakukan survei seismik. Tidak tanggung-tanggung cakupan area yang akan disurvei mencapai 32 ribu km. Wilayah tengah hingga timur akan menjadi salah satu fokus kegiatan eksplorasi perseroan tahun ini.

“Sepanjang 32 km linier untuk melihat potensi dan pemahaman kami dengan temuan yang ada di sana. Itu bagian dari eksplorasi, kalau bagus akan kami analisa secara mendalam. Kemudian ketika bagus dapat memutuskan mengebor atau tidak,” kata Dharmawan.(RI)