JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Hulu Energi, Subholding Upstream mematok target produksi migas yang tinggi pada tahun 2022. PHE menargetkan produksi migas mencapai 1,047 juta barel setara minyak (Barrel Oil Equivalent Per Day/BOEPD). Target ini jauh diatas teralisasi produksi migas tahun lalu yakni 897 ribu BOEPD atau tumbuh 16%.

Budiman Parhusip, Direktur Utama PHE, menjelaskan peningkatan produksi tahun ini ditopang dari rencana kerja yang jauh lebih nanyak dibandingkan tahun lalu. Salah satunya adalah pemboran sumur pemnmgembangan. “Tahun ini kita akan bor 813 sumur pengembangan. Ini lebih dari dua kali lipat dari yang kita bor di tahun lalu,” kata Budiman disela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (6/4).

Tahun lalu Pertamina hanya bisa melakukan 315 pengeboran sumur pengembangan. Kemudian tahun ini ditargetkan akan dilakukan 587 kerja ulang sumur atau workover jauh diatas realisasi tahun lalu 472 workover. Kemudian tahun ini dilakukan well service sebanyak 26.247 jauh lebih banyak ketimbang tahun lalu 16.490 well service.

Tahun ini PHE menargetkan penambahan cadangan migas mencapai 755 juta barel setara minyak (Barrel Oil Equivalent/BOE) sementara tambahan sumber daya sebesar 222 juta BOE.

Realisasi produksi minyak hingga Februari sebesar 524 ribu barel per hari (BPH) sementara untuk gas 2.634 juta kaki kubik per hari (MMscfd).

Budiman juga menjelaskan beberapa upaya optimasi untuk mengejar target produksi tahun 2022 diantaranya ada reaktivasi sumur-sumur produksi. Kemudian ada beberapa proyek hulu yang rampung untuk menambah produksi diantaranya OPPL 2A, SLO Stage 1 Rokan, Jambaran Tiung Biru, ABG Gantara Optimasi serta Zulu Fase 2.

“Tahun 2022 program kami sangat besar dan masif optimasi 2022 ini untuk menjamin memastikan target dicapai kita akan meningkatkan rencana kerja work over service dan akselerasi rencana kerja 2023 bisa dilakukan di tahun 2022. sumur-sumur bisa reaktivasi dengan harga minyak sekarang,” jelas Budiman. (RI)