JAKARTA – Pemerintah mencatat realisasi penyaluran subsidi energi tahun 2023 untuk BBM, LPG dan listrik lampaui target. Catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nilainya mencapai Rp159,6 triliun jauh melampuai target sebesar Rp145,3 triliun

Arifin menjelaskan realisasi subsidi yang terbesar pada sektor BBM dan LPG, yang mencapai Rp95,6 triliun, diikuti dengan subsidi untuk sektor Listrik sebesar Rp64 triliun. Realisasi subsidi tersebut menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2022, dimana pada tahun tersebut subsidi energi sebesar 174,4 triliun.

Arifin menekankan pentingnya upaya bersama dalam mengoptimalkan kebijakan subsidi, dengan fokus pada penerimaan positif dari masyarakat dan efisiensi alokasi, demi mencapai target subsidi yang lebih optimal.

“Harus ada upaya-upaya dari kita semua, terutama bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah bisa mengoptimalkan subsidi ini diterima dengan baik oleh masyarakat tetapi juga dapat lebih efisien sehingga kita juga bisa mengoptimalkan alokasi subsidi ini tidak sebesar yang ditargetkan,” kata Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada saat konferensi pers capaian kinerja Kementerian ESDM Tahun 2023 di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Senin (15/1)

Mempertimbangkan untuk tetap mempertahankan subsidi energi untuk menjaga daya beli masyarakat. Tahun 2024, Pemerintah telah menetapkan target subsidi energi sebesar Rp186,9 triliun dengan rincian Rp113,3 triliun subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG), serta Rp73,6 triliun untuk subsidi listrik.

“Kita lihat trennya meningkat, ini tentu saja kita mengantisipasi harga bahan baku minyak mentahnya, dan juga demand yang cukup meningkat,” jelasnya.
Sementara, subsidi listrik juga mengalami peningkatan menjadi 73,6, sehingga total subsidi yang diupayakan mencapai 186,9 triliun. (RI)