JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menolak usulan Repsol yang meminta tambahan waktu persiapan produksi gas Sakakemang. Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas, mengatakan saat ini Repsol sudah menyelesaikan proses Front End Engineering Design (FEED). Repsol mengajukan proposal produksi blok Sakakemang baru bisa dilakukan pada 2024. Namun proposal itu ditolak lantaran SKK Migas masih meyakini pengembangan Sakakemang bisa lebih cepat dari yang diestimasikam Repsol.

“Proposal dari Repsol onstream 2024, tapi kami melihat ada beberapa opportunity yang bisa dipercepat sehingga bisa onstream di 2023 karena melihat beberapa durasi period tender proses yang terlalu pesimis. Misalnya mereka canangkan sembilan bulan ternyata setelah evaluasi bisa perpendek beberapa bulan,” kata Julius, akhir pekan lalu.

Menurut Julius, berbagai peluang percepatan bisa dieksekusi oleh Repsol. Oleh kerena itu SKK Migas telah menginisiasi pembahasan rencana pengembangan Sakakemang dengan Repsol agar gas bisa diprpduksi sesuai perencanaan SKK Migas.

“Setelah me-review scope of work pengembangan Sakakemang dengan skenario yang ada, kami melihat ada optimasi. Misal untuk long lead item bisa yang lebih awal, seperti itu dan sedang proses. Minggu lalu baru FEED dan sedang proses EPC. mereka indikasi agak mundur tapi kami menangkap peluang untuk bisa dimajukan lagi sedang diskusi intens dan monitor teman-teman,” ungkap Julius.

Plan of Development (PoD) I Blok Sakakemang sebenarnya sudah diberikan pemerintah pada Desember tahun lalu. Namun Repsol sepertinya memint tambahan waktu. Dalam PoD yang disetujui itu Lapangan Kaliberau akan memproduksi raw gas sebesar 460 BSCF (technical limit) dengan economic limit sebesar 445 BSCF. Adapun perkiraan produksi minyak kondesat sebesar 0.17 MMSTB. Produksi Lapangan Kaliberau Dalam berasal dari 2 sumur yaitu 1 (satu) re-entry KBD-2XST1 dan 1 (satu) sumur pengembangan. Dengan perkiraan pendapatan pemerintah dari POD I Kaliberau sebesar US$413 juta.

Dalam PoD I Kaliberau, disepakati bahwa proyek tersebut  diperkirakan akan onstream pada kuartal IV  2023 atau jika dihitung sejak ditemukannya lapangan migas ini, maka hanya dibutuhkan waktu empat tahun 10 bulan.(RI)