NUSA DUA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan produksi minyak hingga akhir 2022 sekitar 630 ribu barrel oil per day (bopd) atau di bawah target dalam APBN 2022 sebesar 703 ribu bopd. Hal ini disebabkan tekanan dari pandemi Covid-19 membuat beberapa proyek pengeboran mengalami kemunduran sehingga berdampak pada capaian produksi.

Penyebab lain estimasi produksi tak akan mencapai target karena kendala lain seperti unplanned shutdown dan kendala fasilitas di beberapa kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Hal ini menyebabkan kehilangan produksi dan penurunan yang terjadi secara alamiah.

“Kami perkirakan output (produksi) tahun ini 630 ribu bopd dan itu ketinggalan 50 ribu bopd dari original target,” ujar Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, dalam 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022. yang berlangsung di Nusa Dua Convention Center, Bali-Indonesia, Rabu (23/11/2022).

Hingga saat ini kegiatan pengeboran pengembangan yang dilakukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mencapai 81% dari rencana eksekusi 824 sumur (year to date/ytd) dan 84% dari outlook 2022 sebanyak 792 sumur. Adapun status akhir sumur yang dibor untuk sumur produksi sebanyak 506. Lainnya adalah sumur on going 40, suspend operation 15, surface facilities 75, dan status menunggu 24 sumur. Sisanya adalah sumur P&A (Plug and Abandonment) 1, injeksi tujuh, dan observasi 1.

Jumlah rig yang beroperasi sebanyak 40 rig, 30 di antaranya rig onshore dan 10 offshore. Total investasi pengeboran mencapai US$1,73 miliar (ytd) dari outlook US$1,98 miliar dan proyeksi dalam WP&B 2022 sebesar US$2,66 miliar.

Hingga kuartal III 2022 realisasi investasi hulu migas mencapai US$ 7,7 miliar dari target US$ 13,2 miliar atau menjadi investasi hulu migas terbesar secara rata-rata dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir sejak 2016. “Dengan masih masifnya pelaksanaan kegiatan pengeboran sumur pengembangan, akan ada penambahan investasi yang signifikan hingga akhir tahun nanti,” jelas Dwi.

Dia juga menegaskan bahwa SKK Migas terus mendorong peningkatan kapasitas nasional sebagai bagian dari multiplier effect industri hulu migas. Hingga kuartal III 2022 capaian TKDN sudah mencapai 63,96% dengan nilai TKDN mencapai US$ 2,895 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa keberpihakan industri hulu migas terhadap pengusaha nasional tidak hanya dalam bentuk serapan barang/jasa saja, tetapi juga pembinaan agar bisa berkembang.

Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII DPR RI, mendukung upaya pemerintah dan SKK Migas dalam meningkatkan produksi minyak dan gas. Berbagai kendala yang menghambat kegiatan di industri hulu migas harus diatasi. Bila ada persoalan terkait politik di sektor hulu migas, Komisi VII DPR berupaya untuk berbicara dengan pemangku kepentingan terkait. “Industri hulu migas berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional karena menggerakkan banyak sektor,” ujarnya di sela konvensi IOG.

Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM berharap agar beberapa sumber migas yang masih tidur harus segera dieksplorasi. Apalagi saat ini hingga 20 tahun ke depan adalah tren energi terbarukan. “Kita berpacu dengan waktu,”katanya. (DR)