JAKARTA – Secara tiba-tiba Shell memutuskan melepas semua aset di bisnis penjualan BBM di Indonesia dan dijual ke perusahaan patungan baru (new joint venture) antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan keputusan Shell itu merupakan aksi korporasi biasa dan tidak merepresentasikan kondisi iklim investasi sektor hilir migas tanah air.
“Dia kan menjualkan, bukan berarti menutup bisnisnya kan. Itu kan perpindahan kepemilikan perusahaan aja. Jadi apanya yang pengaruh (iklim investasi), dia kan tetap jalan terus,” kata Bahlil ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (23/5).
Isu bakal hengkangnya Shell dari bisnis BBM di Indonesia sebenarnya sudah mulai terdengar sejak tahun lalu ketika Shell menutup beberapa SPBU.
Susi Hutapea, Vice President Corporate Relations Shell Indonesia menjelaskan bahwa pengalihan kepemilikan bisnis ini mencakup jaringan SPBU Shell serta kegiatan pasokan serta distribusi BBM di Indonesia. Namun tidak mencakup bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia.
“Kegiatan operasional bisnis SPBU Shell akan tetap berlangsung seperti biasa. Setelah proses pengalihan kepemilikan ini selesai, merek Shell akan tetap berada di Indonesia, produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi,” ujar Susi dalam keterangan.
Merek Shell akan tetap berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek. Shell menggunakan model lisensi merek untuk bisnis Mobility & Convenience di lebih dari 50 pasar di seluruh dunia sehingga para pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi. (RI)
Komentar Terbaru