JAKARTA – Pemerintah menyebutkan  PT Pertamina (Persero) sudah menanggung selisih penjualan BBM jenis Pertalite yang memiliki RON 90 sebagai akibat dari naiknya harga minyak dunia sejak awal tahun ini.

Soerjaningsih, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan bahwa jika dilihat dari harga minyak dunia memang harga BBM jenis Pertalite sudah tidak sesuai dengan harga keekonomian. Menurut dia selisih antara harga yang ditetapkan Pertamina dengan harga keekonomian mencapai Rp3.350 ribu per liter.

“Secara normal harga Pertalite sudah di atas Rp11 ribu harga keekonomiannya. Kemudian Pertamina masih tetap menjual di harga Rp7.650 per liter,” kata Soerjaningsih disela konferensi pers virtual paparan kinerja sektor migas kuartal III 2021, Senin (25/10).

Pemerintah kata Soerjaningsih berharap tidak ada perubahan terhadap harga Pertalite apalagi dinaikan, lantaran saat ini masyarakat sedang dalam masa pemulihan dari pandemi COVID-19. Menurutnya stabilitas harga kebutuhan pokok saat ini menjadi sangat penting, termasuk harga BBM. Untuk itu diperlukan peran serta BUMN guna memastikan pendistribusian energi dengan harga terjangkau tetap berjalan.

“Nah ini kembali lagi agar supaya tidak terjadi keresahan di masyarakat karena kenaikan harga yang cukup tinggi. Sehingga Pertamina sebagai BUMN diharapkan tetap mensupport kelancaran penyediaan dan pendistrbuisna BBM yang terjangkau,” jelas Soerjaningsih. (RI)