JAKARTA – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional Kalimantan merampungkan proyek pengembangan Lapangan Jumelai yang menjadi bagian dari Proyek Jumelai, North Sisi, North Nubi (JSN) di Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS), Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara pada Jumat (20/5).

Aliran gas dari anjungan JML1 di Lapangan South Mahakam ke Lapangan SPS turut dilakukan oleh Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno, di Control Room Lapangan SPS.

Julius menyatakan produksi gas dari proyek ini diperkirakan sebesar 45 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) dan kondensat 710 BCPD (barel kondensat per hari).

“Dengan produksi yang cukup besar, maka produksi dari Lapangan Jumelai menjadi salah satu penopang kebutuhan migas nasional sekaligus sebagai penggerak roda perekonomian bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur,” kata Julius, Sabtu (21/5).

Saat ini anjungan JML1 memiliki desain kapasitas produksi hingga 45 MMscfd dengan rencana beroperasinya 3 anjungan Proyek JSN, diharapkan akan mampu memproduksikan gas sebanyak 135 MMscfd dan menopang produksi migas dari WK Mahakam sebesar 20% pada tahun 2024.

Chalid Salim, Direktur Utama Regional Kalimantan – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), menuturkan bahwa Proyek Jumelai merupakan proyek Green Field pertama dari PHM yang beroperasi di tahun 2022.

“Proyek ini mulai dilaksanakan pada bulan Juni 2020, dengan penandatanganan kontrak dengan mitra kerja PHM yaitu PT Meindo Elang Indah. Tercatat sekitar 4.6 Juta safe manhour dan tanpa LTI telah dicapai oleh tim Project selama pekerjaan berlangsung dan hal ini merupakan sesuatu pencapaian yang luar biasa,” jelas Chalid.

Dalam kurun waktu dimulainya hingga akhir, proyek ini dilaksanakan dalam kondisi pandemi COVID-19, tetapi tetap dapat diselesaikan dengan baik dan aman. “Untuk itu kami mengapresiasi untuk seluruh Perwira yang sudah bekerja dengan baik dalam menyelesaikan proyek ini,” ungkap Chalid.

Krisna, General Manager PHM, menjelaskan bahwa Proyek JSN adalah bukti komitmen PHM untuk terus berinovasi dan melakukan optimasi dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. “Hal ini tentu tidak dapat diraih tanpa dukungan penuh dari SKK Migas, PHE, dan PHI selaku induk usaha,” kata Krisna.

Krisna menjelaskan diperkirakan on stream pertama sumur JUM-102 di anjungan JML1 ini adalah sebesar 20 MMscfd, akan terdapat 3 sumur yang nantinya dialirkan ke JML1.

“Dengan beroperasinya anjungan JML-1, kami perkirakan produksi gas PHM akan dapat naik ke level 530 MMscfd sebagai produksi harian, bergerak naik dibandingkan produksi harian rata-rata PHM hingga akhir April 2022 yang sebesar 494 MMscfd,” kata Krisna. (RI)