JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mencatat volume Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disalurkan ke titik BBM Satu Harga hanya sekitar 0,05% dari seluruh kuota BBM jenis Premium dan Solar.

Dari awal Januari 2018 hingga September total BBM yang sudah disalurkan 76 ribu kiloliter (KL),  terdiri dari Premium 53 ribu KL dan Solar sebesar 23 ribu KL.

“Kalau dibanding dengan total keseluruhan penyaluran nasional untuk jenis Premium dan Solar 0,05%,” kata Zibali Hisbul Masih, Project Coordinator BBM Satu Harga Retail Fuel Marketing Pertamina dalam diskusi dengan media di Jakarta, Selasa (30/10).

Kuota untuk BBM jenis Premium untuk tahun ini adalah sebesar 11,8 juta KL. Kuota yang dijatah dan telah ditetapkan pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) untuk Solar sebesar 14,62 juta KL. Serta ditambah cadangan sebesar 1 juta KL sesuai ketetapan dalan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (ABPN) 2018.

Pemerintah melalui Program BBM Satu Harga menargetkan 160 penyalur  beroperasi, dimana 150 diantaranya dibangun Pertamina dan 10 lainnya disiapkan oleh PT AKR Corporindo Tbk.

Zibali mengatakan dalam sehari rata-rata konsumsi di setiap lembaga penyalur BBM Satu Harga tidak terlalu besar. “Rata-rata per hari 1.000 liter – 2.000 liter per hari,” tukasnya.

Pada tahun ini ada 67 lembaga penyalur yang dibangun dan ditargetkan bisa diselesaikan pada November. Hingga akhir Oktober sudah 58 lembaga penyalur beroperasi dan tersisa sembilan lembaga penyalur.

Pada 2019, akan ada 29 lembaga penyalur yang  ditargetkan akan dibangun. Pertamina menargetkan penyelesaiannya tidak akan sampai akhir tahun. Dari 29 lembaga penyalur itu sebagian besar berlokasi di wilayah Indonesia Timur, yakni 17 lembaga penyalur di wilayah Marketing Operation Region (MOR) V yakni di NTB lima lembaga penyalur, NTT ada 11 lembaga penyalur lalu di wilayah MOR VI di Kalimantan Barat dua lembaga penyalur, lima lembaga penyalur di Kalimantan Tengah, satu di Kalimantan Utara, kemudian tiga lembaga penyalur di Maluku kemudian satu  lembaga penyalur di Maluku Utara.

“Kami akan coba akselerasi semoga bisa selesai dipertengahan tahun depan,” tandas Zibali.(RI)