KARANGASEM – Rata-rata produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu tembus 220 ribu barel per hari (bph). Realisasi produksi tersebut  sesuai target pemerintah di lapangan yang dikelola Exxonmobil tersebut.

Ali Mahsyar, Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), mengungkapkan produksi rata-rata Lapangan Banyu Urip hingga 220 ribu bph sudah berlangsung sejak tiga minggu lalu.

“Saya kira dari 205 ribu-206 ribu bph sekarang sudah 220 ribu bph dan itu sudah dianggap maksimal, sekarang  tiga minggu terakhir sudah 220 ribu bph,” kata Ali ditemui di Karangasem, Bali, Rabu (26/12).

Menurut Ali, upaya untuk meningkatkan produksi Blok Cepu sudah dilakukan Exxonmobil sejak beberapa bulan lalu, diantaranya dengan menambah beberapa infrastruktur penunjang.

Secara teknis cadangan, Exxon sudah diizinkan menggenjot produksi, namun tetap diperlukan persiapan berbagai fasilitas karena peningkatan produksi turut meningkatkan risiko bagi fasilitas. Lantaran desain fasilitas produksi hanya memungkinkan untuk menopang produksi di titik tertentu.

“Secara teknis cadangan bisa, tapi perlu penyiapan fasilitas. Itu risiko karena pipa-pipa dan sebagainya didesain sebetulnya sudah maksimal,” ungkap Ali.

Salah satu fasilitas yang disiapkan adalah penambah cooler, serta penyiapan fasilitas pipa yang mengalirkan minyak menuju Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang.

“Desain untuk 200 ribu bph, itu maksimalnya tapi pemerintah dengan memperhatikan cadangan dan lain-lain agar ini dinaikkan. Exxon bilang ini bisa dinaikan secara teknis,” kata Ali.

Penambahan produksi di Blok Cepu tidak lepas dari penambahan cadangan. Laporan ke SKK Migas, pada awal November 2018, cadangan minyak mentah lapangan Banyu Urip bertambah 92 juta barel sehingga total cadangan minyak di wilayah kerja yang dikelola ExxonMobil Cepu Ltd, anak usaha ExxonMobil Oil Indonesia, itu mencapai 821 juta dari sebelumnya 729 juta.

Dengan rata-rata produksi minyak mencapai 220 ribu bph, maka Blok Cepu kini menjadi blok dengan kontribusi terbesar minyak nasional diatas Blol Rokan yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia yang rata-rata produksi per  September 2018 mencapai 210.582 bph.

Lapangan Banyu Urip mulai berproduksi pada 2015. Saat itu Banyu Urip mampu menghasilkan minyak sebanyak 85 ribu bph. Produksi minyak dari blok tersebut pun terus meningkat dan kini menembus di level 200 ribu bph. Pencapaian produksi hingga 220 ribu menjelang akhir tahun ini lebih cepat dari target yang sebelumnya dicanangkan baru terealisasi pada 2019.(RI)