JAKARTA – Indonesia akan dapatkan bantuan dana dalam mempercepat transisi energi yang saat ini sedang digenjot pelaksanaannya. Salah satu negara yang berkomitmen untuk mendukung penggunaan energi hijau alias Energi Baru Terbarukan (EBT) di tanah air adalah Prancis.

Pemerintah Prancis dan Indonesia melakukan penandatangan Letter of Intent (LoI) tentang Kerja sama Percepatan Transisi Energi di Indonesia dilakukan untuk meningkatkan kemitraan dan implementasi berbagai program strategis sektor energi di Indonesia yang disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian. LoI ditandatangani oleh Duta Besar Perancis Olivier Chambard, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo, Country Director Agence Française de Développement Emmanuel Baudran, dan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini.

Luhut menyatakan kerja sama antar kedua negara penting bukan hanya di sektor energi namun juga sektor ekonomi, kesehatan, industri IT, pertahanan, kemaritiman, dan lingkungan.

“Kesepakatan ini memuat  antara lain skema pinjaman konsesi pengembangan kebijakan Sustainable and Inclusive Energy Programme, Pinjaman konsesi kepada PLN untuk proyek transmisi dan distribusi, hibah untuk tenaga ahli dan studi kelayakan. “Termasuk kredit kepada bank milik negara untuk proyek pembangkit listrik tenaga mini hidro dan energi terbarukan lainnya,” kata Luhut (25/11).

Basilio Dias Araujo, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi dari Kemenko Marves, menyatakan akan membuka akses Prancis untuk  berinvestasi di berbagai proyek prioritas energi terbarukan. Selain itu, dia menyatakan agar Prancis menyiapkan pembiayaan inovatif bersama mitra lokal di Indonesia.

“AFD telah memobilisasi berbagai instrumen finansial termasuk bantuan teknis untuk mendukung Indonesia dengan total dana program percepatan transisi energi senilai €520 juta,” ungkap Basilio.

Dia menjelaskan LoI ini akan mampu percepat implementasi transisi energi yang semula berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan yang berkelanjutan dan bersih. “Ini akan membuat Indonesia jadi salah satu “global key player”  dalam transisi energi di dunia,” kata Basilio.

Jean-Yves Le Drian Menlu Prancis, menyatakan kesiapan negaranya dalam hal penanaman investasi terutama di bidang kesehatan dan energi baru terbarukan. “Transformasi dan inovasi teknologi dalam bidang energi sangat penting dan untuk itu investasi dalam dua bidang ini akan kami lakukan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada berbagai capaian Indonesia di bawah kepemimpinan Menko Luhut baik dalam menangani Covid-19 di tingkat nasional dan berbagai strategi program di bidang energi, termasuk kesepakatan internasional para pemimpin dunia untuk menurunkan emisi karbon saat G20 di lalu” ujarnya.

Usai ditandatanganinya LoI ini, dia yakin akan banyak perusahaan Prancis yang ingin melakukan investasi di Indonesia terutama dalam bidang baterai mobil listrik.

Menurut Jean-Yves Indonesia telah serius melakukan transisi energi. “Saya sangat mengapresiasi keseriusan Indonesia yang terus melakukan transisi energi, misalnya mengganti sumber energi fosil seperti batubara menjadi energi listrik berbasis teknologi bersih. Saya rasa Prancis bisa ikut ambil bagian dalam percepat transformasi ini, jelas Jean-Yves. (RI)