JAKARTA – PT Pertamina (Persero),  induk usaha (holding) BUMN migas menyatakan proses kajian mitigasi penggabungan PT Perusahaan Gas Negara Tbk dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) sudah selesai dilakukan.

Nicke Widyawati, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina yang juga ketua tim implementasi pembentukan holding migas, mengakui masih ada permasalahan keuangan yang membelit PGN. Namun berdasarkan kajian yang dipimpin Arif Budiman, Direktur Keuangan Pertamina menunjukkan mitigasi masih bisa dilakukan sehingga masalah keuangan PGN tidak berpengaruh negatif pada konsolidasi keuangan Pertamina secara keseluruhan.

Manajemen Pertamina telah melakukan due diligence dan akan diselesaikan akhir minggu ini.

Salah satu langkah mitigasi yang dilakukan dengan mengintegrasikan aset yang dimiliki Pertagas dan PGN.

“Ketika kami menemukan risiko kami melihat bagaimana mitigasinya kalau diintegrasikan dengan aset Pertagas,” kata Nicke disela rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (25/4).

Lebih lanjut Ia menjelaskan selama ini belum ada integrasi infrastruktur di wilayah Sumatera dengan Jawa. Jika bisa diintegrasikan maka ini menjadi salah satu cara tepat untuk mengatasi masalah yang dimiliki PGN.

“Kalau kami integrasikan ini menjadi satu, pipa transmisi dan distribusi. Jadi  kami melihat ini dapat menjadi peluang mitigasi ketika aset-aset Pertagas diintregrasikan dengan aset PGN dalam memenuhi kebutuhan dan demand dari customer,” ungkap Nicke.

Jobi Triananda Hasjim, Direktur Utama PGN  sudah terjadi beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan terkait terbitnya peraturan pemerintah dan keputusan menteri keuangan hingga penandatanganan akta imbreng. PGN dan Pertagas sudah melakukan konsolidasi untuk mempercepat implementasi holding migas.

“Kelompok kerja sudah dilakukan, sementara menunggu integrasi lebih lanjut. Besok RUPS adalah satu agendanya juga terkait dengan holding migas, terutama kaitannya dengan akuisisi dengan Pertagas,” tandas Jobi.(RI)