SURABAYA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream Pertamina mengalokasikan anggaran investasi mencapai US$5,7 miliar untuk tahun 2023. Dari dana sebesar itu sebanyak 26,3% atau sebesar US$1,5 miliar bakal dialokasikan untuk kegiatan anorganik atau merger dan akuisisi.

Wiko Migantoro, Direktur Utama PHE, mengungkapkan, investasi PHE dialokasikan untuk organik dan anorganik.

“US$1,5 miliar (untuk akuisisi) sisanya untuk pengembangan domestik dan eksisting,” kata Wiko ditemui Dunia Energi di Surabaya, Rabu (8/2).

Tahun ini Pertamina cukup agresif melakukan merger akuisisi. Menurut Wiko saat ini PHE sedang membidik aset di wilayah timur tengah dan di wilayah Afrika. Sayangnya Wiko belum mau membeberkan secara jelas wilayah mana yang sedang diincar. Namun dia memastikan wilayah yang akan diakuisisi merupakan wilayah baru di luar wilayah eksisting yang saat ini sudah dikuasai oleh Pertamina. Seperti diketahui saat ini Pertamina juga beroperasi di beberapa negara baik sebagai operator atau pemegang hak partisipasi di bawah Pertamina International EP (PIEP).

“Akuisisi di Middle East dan Afrika, wilayah baru. Bukan dibawah Maurel & Prom (M&P). Under (dibawah) PHE,” ujar Wiko.

Menurut Wiko agresifitas PHE dalam mencari wilayah atau blok migas baru menjadi salah satu cara PHE untuk mengejar target produksi jangka panjang serta keuangan.

“Bagian dari strategi pengembangan jangka panjang kita kalau pertamina blueprint domestik internasional untuk perbaiki porfolio cadangan tambah production ratio tentu berikan benefit bagi perusaan tidak hanya portofolio tapi juga profit dan kinerja keuangan,” jelas Wiko. (RI)