JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui anak usahanya PHE Offshore North West Java (ONWJ) diminta untuk mempercepat produksi migas Lapangan YY, Blok Offshore North West Java (ONWJ) melalui sumur relief (relief well) YYA-1RW. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) meminta proses produksi dari relief well bisa dilakukan paling tidak pada akhir 2020.

Taufik Adityawarman, Direktur Operasi dan Produksi PHE, mengungkapkan PHE telah mendapatkan persetujuan dari SKK Migas untuk memproduksikan gas dari sumur YYA melalui sumur relief YYA-1RW. Hanya saja jadwal produksinya diminta untuk dipercepat.

“Saat ini berdasarkan schedule (jadwal) pertengahan 2021. SKK Migas ingin akhir 2020. Kami lagi optimasi, apakah bisa reschedule,” kata Taufik di Jakarta, Senin (6/1).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kondisi saat ini masih dilakukan persiapan pemotongan platform YYA-1 untuk kemudian akan dilakukan proses refurbishment (perbaikan). Proses ini diperlukan karena platform sudah terkena semburan minyak mentah yang keluar dari sumur YYA-1. Anjungan YYA-1  harus dibawa ke daratan terlebih dulu untuk dilakukan proses refurbishment dan reinstalasi, baru kemudian dipasang di sumur relief.

“Kami lagi mau potong platform. Barch-nya sudah di site, jadi mungkin mudah-mudahan dalam pertengahan Januari paling enggak minggu ke tiga sudah terpotong. Anjungan dibawa ke darat, prosesnya refurbishment reinstalasi di posisi sumur relief di pasang disitu. Jadi nanti akan diproduksikan,” ungkap Taufik.

Menurut Taufik,meskipun berasal dari sumber cadangan yang sama, akan tetapi untuk tahap awal produksi minyak dari relief well tidak akan sebesar rencana pada produksi dari sumur YYA-1. Hanya sekitar sepertiga dari target produksi minyak YYA-1 yang akan diproduksi dari relief well.

Setelah produksi satu sumur dimulai PHE akan melakukan kalkulasi ulang apakah bisa dilakukan pengeboran lainnya untuk menambah produksi.

“Paling tidak satu sumur. Dulu Plan of Development (PoD) tiga ribuan barel per hari (bph), dari satu sumur mungkin bisa sepertiga dari tiga ribuan barel. Ada gasnya juga, gasnya kan 25 juta kaki kubik per hari (mmscfd) apakah dari satu sumur itu kalau linear dibagi tiga juga. Nanti lihat kalkulasi performa sumur, apakah confident untuk re-drill tambahan,” kata Taufik.

Sumur relief YYA-1RW dibuat dalam rangka menghentikan semburan minyak dan gas dari sumur YYA-1 pada Juli 2019. Semburan itu kemudian bisa dihentikan setelah sumur relief YYA-1RW berhasil menembus dan terkoneksi dengan sumur YYA-1 pada 21 September 2019. Setelah dilakukan kajian ternyata jalur yang dibuat dari relief well bisa dimanfaatkan untuk memproduksi kandungan minyak dan gas yang masih tersimpan dalam proyek YY.(RI)