JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengalokasikan dana sekitar US$500 juta untuk kebutuhan investasi 2019. Investasi tersebut sebagian besar dialokasikan untuk penambahan infrastruktur dan fasilitas penyaluran gas.

“Anggaran investasi US$ 500 jutaan, naik 10% dari realisasi 2018. Fokus ke pengembangan jaringan dan menambah pipa distribusi dan transmisi,” kata Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Kamis malam (10/1).

Menurut Gigih, pengembangan jaringan sangat penting seiring sinergi perseroan dengan PT Pertamina Gas (Pertagas), sebagai bagian dari subholding gas.

“Sekarang ditotal 9.500 km (pipa PGN-Pertagas), mungkin bertambah sekitar 700 kilometer tahun ini. Semua transmisi distribusi sampai pipa-pipa yang ke konsumen,” ungkap dia.

Pertagas saat ini tengah mengerjakan proyek pipa di beberapa wilayah, karena itu integrasi dengan pipa yang tengah dibangun diperlukan untuk mengembangkan bisnis subholding gas ke depan.

“Pertagas kan sekarang banyak proyek pipa transmisi yang mau selesai, seperti Gresik-Semarang, Duri-Dumai juga dalam proses penyelesaian, Grisik-Pusri,” kata Gigih.

Menurut Gigih, penambahan infrastruktur menjadi target dalam pembentukan holding BUMN migas dengan PT Pertamina (Persero) sebagai holding. Karena itu, PGN sebagai subholding gas akan menyasar ke berbagai wilayah yang memiliki potensi pasar baru. Wilayah Jawa Tengah dan Sumatera Utara merupakan wilayah yang akan menjadi fokus dalam perluasan jaringan subholding gas nantinya.

“Pasar baru banyak, daerah-daerah yang kami kembangkan Jawa Tengah, Pertagas yang mengembangkan, kalau kami kan pasar-pasar yang baru, seperti Duri-Dumai,” tandas Gigih.(RI)