JAKARTA – Wilayah perairan Aceh benar-benar tengah menjadi primadona hulu migas. Setelah serentetan temuan potensi cadangan migas di sekitar Andaman kini giliran Pertamina yang juga temukan hidrokarbon. Pertamina Hulu Energi North Sumatara Offshore (PHE-NSO) Regional 1 Sumatera menemukan indikasi hidrokarbon berupa gas melalui pengeboran Sumur Eksplorasi R2. Sumur eksplorasi tersebut terletak di Wilayah Kerja (WK) North Sumatra Offshore dengan operator PHE NSO, yang berada di lepas pantai Lhokseumawe, Provinsi Nanggroe Aceh Darusallam. Pengeboran sumur eksplorasi ini memiliki objektif utama di Batugamping Formasi Malacca.

Sumur R2 dibor dengan profil vertikal menggunakan rig Semi-Submersible, Essar-Tribara. Sumur R2 ditajak sejak tanggal 14 Juni 2022 dan mencapai kedalaman akhir di 4339 ftMD pada tanggal 27 Juli 2022. Saat ini sedang dilakukan DST#1 (FAF Period) interval 3826 – 3846 ftMD pada lapisan Batugamping Formasi Malacca. Status per 16 Agustus 2022, Sumur R2 sedang melakukan Shut-in well , setelah itu akan direncanakan untuk 24 jam kedepan dilanjutkan FAF period dan Shut-in sumur untuk final PBU.

“Dalam waktu yang berdekatan, menjelang peringatan kemerdekaan ke-77, industri hulu migas memberikan kado bagi bangsa Indonesia dengan kembali ditemukannya hidrokarbon. Jika hari Sabtu yang lalu (13/8), ditemukan hidrokarbon di Papua Barat wilayah timur Indonesia, hari ini ditemukan hidrokarbon di lepas pantai Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darusslalam wilayah paling barat Indonesia”, kata Benny Lubiantara, Deputi Perencanaan SKK Migas di Jakarta (16/8).

Lebih lanjut, Benny menyatakan penemuan hidrokarbon yang terus berkelanjutan di ujung barat dan ujung timur wilayah Indonesia menunjukkan potensi hulu migas masih menjanjikan dan menjadi kabar menggembirakan, serta  semakin memperkuat keyakinan seluruh pemangku kepentingan, termasuk SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bahwa peningkatan produksi berkelanjutan menuju target 1 juta barel minyak per hari (BPH) dan 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) gas di tahun 2030 akan dapat direalisasikan.

Sampai semester pertama 2022, success ratio pengeboran sumur eksplorasi mencapai 75%, lebih tinggi dibandingkan capaian success ratio pengeboran sumur eksplorasi tahun 2021 yang sebesar 55% dan mengungguli capaian global success ratio tahun 2021 yang sebesar 23,8%. Penemuan hidrokarbon berturut-turut oleh sumur markisa-001 dan sumur R2 akan menambahkan keyakinan masa depan industri hulu migas yang semakiin menjanjikan di tahun ini.

“Melihat success ratio yang tinggi dan temuan hidrokarbon secara berturut-turut di bulan Agustus ini, maka dengan program pengeboran sumur ekplorasi tahun 2022 yang mencapai 42 sumur atau lebih tinggi dibandingkan realisasi pengeboran sumur eksplorasi tahun lalu yang sebesar 28 sumur, maka kami optimis tahun ini akan menghasilkan penemuan hidrokarbon yang lebih besar dibandingkan tahun lalu”, ujar Benny. (RI)