JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Mahakam menargetkan lifting gas Blok Mahakam pada 2019 dipatok 196 ribu barrel oil ekuivalen per day (boepd) atau tumbuh 31,5% dibanding realisasi tahun lalu sebesar 149 ribu boepd.

John Anis, General Manager Pertamina Hulu Mahakam, mengatakan peningkatan lifting dibanding tahun lalu ditopang kegiatan operasi di Blok Mahakam. Proses transisi yang dilakukan 2017-2018 masih berdampak serius terhadap kinerja produksi dan lifting, karena itu kinerja Mahakam dibawah target.

Salah satu peningkatan kegiatan adalah dengan menambah jumlah sumur yang akan dibor. Bahkan jumlahnya hampir dua kali lipat dari realisasi pada 2018.

“Kami berusaha semaksimal mungkin karena kemarin transisi dan pada akhir transisi investasi berbeda. Pada 2019 ini kalau program 2018 realisasi 63 sumur, 2019 sumur baru 118 sumur yang akan kami bor,” kata John ditemui di sela Rapat Dengar Pendapat  dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (10/1).

Selain menargetkan peningkatan produksi gas, Pertamina pada tahun ini juga menargetkan produksi lifting minyak di Mahakam. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyebutkan realisasi lifting minyak pada tahun ini sebesar 50 ribu bph, naik 18,3% dari posisi pada tahun lalu sebesar 42,2 ribu bph.

Dalam rencana awal sebenarnya Pertamina berencana hanya mengebor 103 sumur. Namun setelah melalui pembahasan Work Plan and Budget (WPNB) sumur yang dibor menjadi 118 sumur.

“Program 2018 ke 2019 naik dua kali lipat. Awalnya 63 di 2018, maka tahun ini pengeboran sumur 118, dengan jumlah rig ada lima. Dari jumlah sumur sudah lebih, ada juga penurunan tekanan jaringan gas,” tandas dia.

Blok Mahakam pada awal tahun ini menjadi sorotan karena rata-rata lifting gas hanya 832 juta kaki kubik per hari (mmscfd), atau hanya 75% dari target APBN 2018 sebesar 1.110 mmscfd. Realisasi tersebut juga masih dibawah realisasi 2017 sebesar 1.286 mmscfd.(RI)