JAKARTA – PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai Subholding Power adn New Renewable Energy Pertamina melakukan kajian pengembangan bisnis hydrogen bersama salah satu anak usaha PT PLN (Persero) yakni PT Pembangkit Jawa Bali (PJB). Kesepakatan tersebut diwujudkan dalam nota kesepahaman kerja sama pengelolaan pembangkitan belum lama ini.

“Banyak sekali peluang pengembangan EBT di Indonesia. Namun, dengan tantangan yang besar yakni memenuhi target bauran energi dan net zero emission di 2060 perlu diwujudkan melalui kolaborasi aktif. Pertamina NRE siap bersinergi dengan berbagai pihak. Dalam hal ini kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan PJB,” ujar Dannif Danusaputro, Direktur Utama PPI (17/12).

Sinergi pengembangan bisnis pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik terutama yang ada di internal Pertamina seperti kilang jadi salah satu lini bisnis yang bisa dikerjasamakan oleh kedua belah pihak. Selain itu ada juga sinergi dalam proyek-proyek penyediaan energi bersih baik di dalam maupun luar negeri seperti pengembangan green hydrogen.

Green hydrogen adalah hydrogen yang dihasilkan dari pembangkit listrik energi terbarukan seperti tenaga surya, bayu, atau air (hidro). Saat ini Pertamina NRE melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sedang melakukan pilot project pengembangan green hydrogen di wilayah kerja geothermal Ulubelu dengan target produksi 100 kilogram per hari. Dalam jangka panjang, ditargetkan produksi green hydrogen dari seluruh wilayah kerja geothermal mencapai 8.600 kilogram per hari.

Saat ini potensi pemanfaatan PLTA yang dimiliki PLN dan afiliasinya mencapai sekitar 2,7 Gigawatt (GW) yang tersebar di Sumatera sebesar 1,1 GW, Jawa 1,3 GW, dan Sulawesi 0,34 GW. Total kapasitas terpasang tersebut kurang lebih setara dengan 0,2 juta ton per tahun hydrogen. Sementara, tren permintaan domestik terhadap hydrogen bersih pada tahun 2040 diproyeksikan mencapai 17 juta ton per tahun. Permintaan tersebut datang dari sektor pengolahan minyak, kimia, transportasi maupun pembangkit listrik.

Gong Matua Hasibuan, Direktur Utama PJB, menyatakan kesepakatan dengan PPI adalah langkah awal proses mensinergikan antara dua perusahaan. “Kami ingin menjadi bagian dalam pengembangan dan implementasi energi baru terbarukan di Indonesia. Kami tidak bisa sendirian, untuk itu dengan berkolaborasi dengan Pertamina NRE adalah salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya,” kata Gong. (RI)