JAKARTA – Inpex Corporation sudah menyatakan komitmennya untuk tetap fokus melanjutkan proyek Abadi, Blok Masela meskipun Shell Indonesia yang merupakan pemegang hak partisipasi atau Participating Interest (PI) 35% berencana untuk melepas PI-nya. Tidak sedikit pihak yang menilai ini menjadi kesempatan bagi PT Pertamina (Persero) untuk ikut ambil bagian dalam proyek migas besar itu.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Pengembangan dan Operasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding hulu Pertamina, mengatakan sampai saat ini belum ada pembahasan khusus membicarakan tentang peluang Pertamina untuk membeli PI Shell di Masela. Namun pemerintah bersama Pertamina memiliki visi untuk bisa memproduksi minyak sebesar satu juta barel per hari dan gas mencapai 4.000 MMscfd. Serta target reserve replacement ratio (RRR) yang diharapkan bisa mencapai 100%.

“Saya kira holding (Pertamina) akan berpandangan yang bijak terhadap peluang itu. Untuk memenuhi visi itu, sudah ada rencana, baik dari organik maupun nonorganik,” kata Taufik kepada Dunia Energi, Jumat (9/7).

Menurut Taufik, bukan tidak mungkin Pertamina masuk di Blok Masela. Apalagi proyek Abadi Masela merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). “Ini merupakan proyek strategis, siapa lagi harus bantu disitu. Kalau tagline PSN pasti akan didorong ke BUMN migas. Tapi saat ini belum info lebih lanjut,” kata dia.

Taufik menambahkan dari sisi teknis Pertamina bisa langsung memiliki portofolio serta bisa meningkatkan kemampuan dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas laut dalam jika bisa terlibat di Masela. “Kami bisa belajar deepwater, belajar processing plant LNG remote,” tukas Taufik.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) tidak menampik adanya keinginan Shell untuk melepas sebagian PI-nya Masela. Bahkan SKK Migas berharap proses alih PI ini bisa rampung pada tahun ini.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Insitute, mengatakan keterlibatan Pertamina di proyek besar seperti Masela memang tidak tertutup, apalagi jika sudah diketahui ada margin usaha yang diperoleh. “Kuncinya satu, masing-masing pihak memperoleh manfaat ekonomi dari kerjasama yang dilakukan. Sepanjang ada margin usaha yang diperoleh dan saling bsa menerima saya kira kerjasama akan bisa jalan,” kata Komaidi.

Namun demikian satu hal yang harus benar-benar disiapkan Pertamina jika mau bergabung di Masela adalah terkait kemampuan pendanaan. “Betul (pendanaan dulu dilihat), kalau teknis saya kira bukan isu utama,” kata Komaidi.

Ridwan Hisjam, Anggota Komisi VII DPR, sebelumnya mengatakan peluang Pertamina untuk gantikan Shell di Masela sangat terbuka dan seharusnya bisa dimanfaatkan. Pertamina kata dia juga tidak harus sendiri jika hanya sekedar memiliki PI bisa membentuk konsorsium bersama mitra perusahaan migas swasta nasional lainnya. “Salah satu cara adalah membuat konsorsium nasional dengan Pertamina menjadi pemimpin konsorsium,” kata Ridwan.(RI)