JAKARTA – Setelah menjadi pemegang saham mayoritas PT Pertamina Gas (Pertagas), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) langsung menjalankan fungsi pengendalian.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengevaluasi kegiatan operasional, baik penjualan maupun pengerjaan proyek PT Pertagas Niaga.

Jobi Triananda Hasjim, Direktur Utama PGN, mengatakan akan ada penugasan khusus untuk penjualan tertentu bagi Pertagas Niaga. Jika sudah dijalankan, maka tidak akan ada lagi kebingungan.

Sistem jaringan distribusi sudah dikembangkan PGN, sehingga nantinya Pertagas Niaga akan dilebur untuk penjualan gas bumi di perniagaan.

“Pembagian distribusi dan transmisi, akan stand still. Pertagas Niaga adjustment lagi tugasnya akan disampaikan 90 hari setelah 29 Juni. Pertagas Niaga hanya ratusan customer, jadi kami akan lebur ke PGN,” kata Jobi di Jakarta, Selasa (3/7).

PGN sebelumnya resmi mengakuisisi 51% saham Pertagas dari PT Pertamina (Persero). Untuk menguasai saham Pertagas, PGN harus mengeluarkan dana Rp16,6 triliun.

Jobi mengakui masih ada beberapa kasus tumpang tindih, khususnya dengan fasilitas Pertagas Niaga. Namun hal itu akan langsung segera diselaraskan dengan infrastruktur yang dimiliki PGN.

“Pertagas Niaga beberapa tumpang tindih, kami selaraskan. Rencana ke customer dari PGN sementara akan dihentikan. Kalau sudah melayani customer sama akan dikaji ulang,” ungkap dia.

Selain itu, PGN sebagai anggota holding BUMN migas juga akan merealisasikan komitmen untuk investasi infrastruktur gas.  Perusahaan sudah membidik untuk menambah infrastruktur gas di wilayah Jawa yang masih belum terhubung secara sempurna, terutama di bagian barat.

Menurut Jobi, ada beberapa proyek yang belum bisa dipublikasikan, namun sudah on going dan butuh dana. Selain itu, beberapa pembangunan ruas transmisi dalam tahap penyelesaian. “Mudah-mudahan bisa akselerasi dan selesai tepat waktu,” tandasnya.(RI)