CHICAGO- Harga emas berjangka melonjak lagi di divisi COMEX New York Mercantile Exchange. Di tengah kabar penutupan tambang emas dan kekhawatiran inflasi, emas mencatat kenaikan persentase harian terbesar dalam lebih dari satu dekade pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu (25/3) pagi WIB.

Mengutip kantor berita Xinhua, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April melambung US$93,2 atau 5,95% menjadi ditutup pada US$1.660,8 per ounce. Emas berjangka meningkat US$83 atau 5,59% menjadi US$1.567,60 per ounce sehari sebelumnya.

Para analis pasar percaya bahwa investor membeli emas untuk melakukan lindung nilai terhadap potensi inflasi, ketika Federal Reserve AS telah berjanji membeli sekuritas dalam jumlah tak terbatas untuk menstabilkan ekonomi AS di tengah pelambatan yang dipicu oleh wabah virus corona (COVID-19).

“Stimulus besar-besaran dan program pelonggaran kuantitatif terus berlanjut mendukung emas saat mengikis mata uang dolar AS,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, dikutip dari Xinhua.

Penambangan emas dan infrastruktur pemrosesan di Afrika, Eropa dan Amerika Serikat yang telah dihentikan sementara karena wabah virus corona, juga mendorong harga emas lebih tinggi.

Emas juga di bawah tekanan ketika Departemen Perdagangan AS mengumumkan pada Selasa (24/3) bahwa penjualan rumah baru naik 765.000 unit lebih baik dari yang diperkirakan selama Februari. (RA)